REPUBLIKA.CO.ID, FRANKFURT -- Saham-saham Jerman berakhir lebih rendah pada perdagangan Selasa (25/8), karena aksi ambil untung setelah melonjak sehari sebelumnya. Indeks acuan DAX 30 di Bursa Efek Frankfurt tergerus 0,04 persen atau 4,92 poin, menjadi menetap di 13.061,62 poin.
Sebanyak 16 saham dari 30 saham perusahaan-perusahaan besar pilihan yang menjadi komponen indeks DAX 30 menderita kerugian. Sementara 13 saham berhasil meraih keuntungan dan satu saham diperdagangkan tidak berubah.
Covestro, perusahaan Jerman yang memproduksi berbagai bahan baku berbasis poliuretan dan polikarbonat, kehilangan 1,36 persen, mencatat kerugian terbesar di antara saham-saham unggulan atau blue chips. Sementara itu, perusahaan produsen mesin pesawat terbang MTU Aero terangkat 2,16 persen, menjadi peraih keuntungan teratas dari saham-saham unggulan.
Kondisi serupa juga terjadi pada saham-saham Inggris yang ditutup lebih rendah pada perdagangan Selasa. Bursa saham Inggris berbalik turun dari kenaikan sehari sebelumnya, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London tergelincir 1,11 persen atau 67,72 poin, menjadi menetap di 6.037,01 poin.
CRH, kelompok perusahaan bahan bangunan internasional terdiversifikasi yang memproduksi dan memasok berbagai produk untuk industri konstruksi, berkinerja terburuk di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya jatuh 3,42 persen. Di sisi lain, Aveva Group, sebuah kelompok perusahaan teknologi informasi multinasional Inggris, melonjak 7,25 persen, menjadi peraih keuntungan terbesar.
Sementara itu, saham-saham Prancis ditutup cenderung datar pada perdagangan Selasa setelah sehari sebelumnya rebound tajam dari penurunan dua hari beruntun. Indeks acuan CAC 40 di Bursa Efek Paris naik tipis 0,38 poin atau 0,01 persen, menjadi menetap di 5.008,27 poin.
Perusahaan jaringan perhotelan multinasional Prancis, Accor, terangkat 3,83 persen, menjadi peraih keuntungan terbesar dari saham-saham unggulan atau blue chips. Sementara itu, produsen baja internasional ArcelorMittal SA mencatat kerugian paling banyak (top loser) di antara saham-saham unggulan, dengan harga sahamnya merosot 1,62 persen.