REPUBLIKA.CO.ID, BANYUASIN -- Sejumlah penyuluh Kabupaten Banyuasin mengikuti pelatihan peningkatan kompetensi (Training of Trainers/TOT) tentang Pertanian Cerdas Iklim selama lima hari di SMKPP Sembawa, pekan lalu. Pelatihan berupaya menyiapkan peserta TOT sebagai fasilitator kegiatan Trainer of Farmers (ToF), yang diapresiasi Kementerian Pertanian sebagai terobosan mengantisipasi perubahan iklim global.
Pelatihan disokong Strategic Irrigation Modernization And Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) mendukung kinerja BPP KostraTani untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim global terhadap sektor pertanian. Karang Agung Ilir dipilih sebagai salah satu kecamatan di Banyuasin menjadi percontohan penerapan pertanian CSA seluas 9.700 hektar dalam empat tahun ke depan.
Pelatihan yang berlangsung secara konvensional dibuka oleh Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Selatan, Antoni Alam. Hadir secara virtual Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan BPPSDMP) Leli Nuryati dari Jakarta.
"Pelatihan TOT CSA diharapkan dapat meningkatkan komptensi dan profesionalisme peserta pelatihan untuk diaplikasikann di tengah masyarakat," kata Antoni Alam.
Kapusluh Leli Nuryati mengharapkan dukungan Program SIMURP terhadap kegiatan Kostratani sebagai pusat pembangunan pertanian serta pusat data dan informasi. KostraTani merupakan program utama Kementan.
Pelatihan TOT bertujuan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta pelatihan terkait penerapan teknologi pertanian cerdas iklim melalui peningkatan indeks pertanaman, produksi dan produktifitas mendukung pertanian berkelanjutan.
Leli Nuryati mengutip arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa pengembangan Kostratani jangan hanya menunggu saat bantuan datang, juga harus mampu menggerakkan Kostratani dalam kondisi apa pun, mendukung peningkatan produksi dan pendapatan petani.
Arahan serupa dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi saat membuka TOT SIMURP akhir Juli 2020, yang diikuti secara virtual oleh 76 BPP dari 16 kabupaten.
"Daerah melalui dinas pertanian provinsi selaku Kostrawil dan Kostrada di kabupaten harus bersama-sama mendorong BPP sebagai model Kostratani dalam mengoptimalkan peranan dan fungsinya sebagai pusat pembangunan pertanian," kata Dedi Nursyamsi.