REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maskapai Garuda Indonesia akan terus mengupayakan pemulihan sektor penerbangan karena terdampak pandemi Covid-19. Terlebih saat ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angkutan udara pada kuartal kedua 2020 mengalami kontraksi hingga minus 80,23 persen.
"Ya pokoknya, kita promosi terus terbang aman," kata Direktur Utama Garuda Irfan Setiaputra kepada Republika.co.id, Kamis (6/8).
Irfan menegaskan, yang paling penting saat ini dilakukan Garuda Indonesia yakni meningkatkan kepercayaan diri masyarakat untuk terbang kembali. Dengan begitu menurutnya pada semester dua tahun ini peningkatan penumpang secara bertahap dapat terus berlangsung.
Sebelumnya, Garuda Indonesia juga akan memperkuat dan mengoptimalkan upaya pemulihan kinerja perusahaan di tengah tekanan kinerja yang terdampak pandemi Covid-19. Irfan mengatakan saat ini sudah menyusun langkah upaya tersebut.
“Fokus utama kami adalah mengupayakan perbaikan fundamental perusahaan secara terukur dan berkelanjutan,” kata Irfan.
Dia menjelaskan, upaya pemulihan kinerja tersebut dilakukan secara menyeluruh pada lini bisnis perusahaan. Hal tersebut meliputi langkah optimalisasi pendapatan penumpang penerbangan berjadwal, layanan kargo udara, penerbangan charter.
Selain iu, Irfan memastikan Garuda Indonesia juga menjalankan langkah strategis dari aspek pengelolaan biaya. “Ini kami lakukan melalui upaya negosiasi biaya sewa pesawat, dan restrukturisasi utang,” ujar Irfan.
Dia menambahkan, Garuda juga melakukan implementasi efisiensi di seluruh lini operasional. Dengan begitu, Irfan menilai dapat menyelaraskan tren supply dan demand pada masa pandemi Covi-19.
Meskipun sektor transportasi terpuruk, Kepala BPS Suhariyanto mengatakan indikator pada Juni 2020 mulai mengalami perbaikan. Beberapa diantaranya yakni kegiatan transportasi udara internasional mengalami kenaikan dari Mei ke Juni sebesar 54,7 persen.
Transportasi udara domestik juga mengalami kenaikan signifikan hingga 791,38 persen. Begitu pula pada angkutan kereta api penumpang naik 69,4 persen dan angkutan laut penumpang naik 134,10 persen.