Senin 03 Aug 2020 18:02 WIB

Riset: 63 Persen Pengemudi Gojek Hampir tak Berpenghasilan

Riset kepada pengemudi Gojek dilakukan saat bulan Mei.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Indira Rezkisari
Pengemudi Gojek mengikuti Drive Thru Rapid Test Covid-19 di halaman kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta.  Lembaga Demografi FEB UI melakukan riset apakah pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap penghasilan para pengemudi tersebut selama Maret hingga April 2020.
Foto: Prayogi/Republika
Pengemudi Gojek mengikuti Drive Thru Rapid Test Covid-19 di halaman kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta. Lembaga Demografi FEB UI melakukan riset apakah pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap penghasilan para pengemudi tersebut selama Maret hingga April 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) melakukan riset mengenai dampak sosial ekonomi kepada pekerja mandiri pengemudi ojek daring dan taksi daring Gojek selama periode pertengahan Mei 2020 atau saat pandemi Covid-19. Peneliti Lembaga Demografi FEB UI Alfindra Primaldhi mengatakan, pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap penghasilan para pengemudi tersebut selama Maret hingga April 2020.

"Kalau kita lihat selama pandemi ini dampak terhadap UMKM di ekosistem Gojek dan pengemudi berat ya, ada pengurangan penghasilan," kata Alfindra dalam konferensi video, Senin (3/8).

Baca Juga

Dari 41.393 total responden riset tersebut, sebanyak 63 persen pengemudi Gojek tersebut hampir tidak ada penghasilan. Sementara 36 persen pengemudi, penghasilannya berkurang dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 terjadi.

Hanya satu persen pengemudi yang penghasilannya sama saja seperti sebelum Covid-19. Lalu hanya 0,4 persen yang mengalami peningkatan penghasilan selama Maret-April 2020.

Meskipun begitu, Wakil Kepala Lembaga Demografi FEB UI Paksi Walandouw mengatakan, survei menemukan mayoritas sebanyak 89 persen, mitra pengemudi mendapatkan bantuan sosial dari Gojek. Selain itu, menurut Paksi, sebanyak 21 persen pengemudi juga mendapatkan bantuan sosial dari konsumen, dan lima persen dari sesama mitra.

Dengan begitu, menurut Paksi, meskipun tengah dalam kondisi kesusahan yang sedang melanda akibat pandemi, bagian dari ekosistem Gojek masih bergotong royong membantu. "Bantuan sosial yang mengalir dari Gojek kepada mitra, dari konsumen ke mitra, bahkan antar mitra sangat dirasakan manfaatnya," tutur Paksi.

Paksi mengatakan saat kondisi tersulit menghadapi pandemi Covid-19, sikap gotong royong tercermin meski mengalami penurunan penghasilan. Paksi menegaskan hampir setengah mitra pengemudi Gojek atau 44 persen memberikan bantuan sosial kepada sesama.

"Pemberian bantuan yang paling banyak dilakukan adalah dengan memberikan langsung pada anggota keluarga dan langsung kepada masyarakat yang membutuhkan," ungkap Paksi.

Selain itu, sebagian pengemudi juga  memilih untuk memberikan bantuan. Hal tersebut dilakukan melalui komunitas pengemudi Gojek atau langsung pada sesama driver.

Riset dilakukan menggunakan survei daring dengan metode simple random sampling kepada pengemudi roda dua (GoRide) dan roda empat (GoCar) Gojek yang sudah bergabung selama minimal tiga bulan terakhir. Survei disebar ke seluruh mitra yang memenuhi syarat selama periode pertengahan Mei 2020.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement