REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia (Persero) tengah mengembangkan sejumlah proyek strategis di Tanah Air. Hal ini dilakukan sebagai upaya diversifikasi produk.
Aas menjelaskan, saat Pupuk Indonesia memiliki sejumlah proyek pengembangan strategis. Perseroan membangun pabrik NPK di Lhokseumawe, Aceh dengan kapasitas 500 ribu ton per tahun; pabrik NPK di Palembang, Sumatera Selatan dengan kapasitas 2x100 ribu ton per tahun; pabrik CO2 Cair di Cikampek, Jawa Barat dengan kapasitas 50 ribu ton per tahun; dan pabrik Ammonium Nitrat di Bontang, Kalimantan Timur dengan kapasitas 75 ribu ton per tahun.
"Sejumlah proyek ini dikembangkan dalam rangka mengantisipasi kebutuhan pupuk yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Selain itu proyek-proyek tersebut juga ditujukan untuk diversifikasi produk kimia potensial dan turunannya," ujar Aas saat Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan II Pupuk Indonesia Tahap I Tahun 2020 di Jakarta, Senin (20/7).
Aas mengatakan, Pupuk Indonesia menjalankan protokol penanggulangan Covid-19 di seluruh fasilitas produksi maupun di perkantoran. Selain itu, perusahaan juga membentuk Tim Penanggulangan Krisis yang bertanggung jawab untuk mencegah penularan Covid-19 baik di lingkungan Pupuk Indonesia maupun masyarakat sekitar.
Aas menyebutkan beberapa rumah sakit yang dimiliki Pupuk Indonesia Grup juga sudah menjadi rujukan penanganan Covid 19. Seperti, Rumah Sakit Petrokimia Gresik di Jawa Timur, Pupuk Kaltim di Kalimantan Timur, Pupuk Kujang di Jawa Barat, Pupuk Sriwijaya di Sumatera Selatan, dan Pupuk Iskandar Muda di Aceh.
Selama masa pandemi Covid-19, ucap Aas, Pupuk Indonesia tetap membukukan kinerja yang baik dan mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama pada 2019. Aas memerinci penjualan pupuk subsidi (PSO) pada Januari-Mei 2020 sebesar 3,93 juta ton.
Sedangkan volume penjualan pupuk komersil berhasil melonjak 47,45 persen dari 1,37 juta ton menjadi 2,01 juta ton dibandingkan kurun waktu yang sama pada 2019. Secara pendapatan, penjualan pupuk komersil meningkat 38,35 persen menjadi Rp 7,54 triliun dari Rp 5,45 triliun.
Kemudian pendapatan jasa juga meningkat 34,53 persen menjadi Rp 4,13 triliun dari Rp 3,07 triliun. "Sementara itu, laba tahun berjalan tumbuh 11,7 persen menjadi Rp 1,6 triliun dari Rp 1,43 triliun," kata Aas.