REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Kesadaran warga untuk mencegah penularan penyakit tanaman melalui proses karantina, dinilai semakin baik. Kepala Kantor Karantina Pertanian Cilacap, Puji Hartono, menyebutkan pengiriman bibit tanaman melalui kantor karantina Cilacap mengalami kenaikan yang sangat signifikan.
''Bibit tanaman yang dilalulintaskan, sebagian besar merupakan bibit tanaman hias. Pada tahun 2019, kami telah mensertifikasi sebanyak 75 kali. Sedangkan pada periode Januari hingga Juli tahun 2020 ini telah mensertifikasi 327 kali,'' jelasnya, Kamis (16/8).
Dia menyebutkan, sebelum bibit tanaman atau tanaman dikirim ke luar daerah, sebaiknya dilakukan pemeriksaan kesehatan tanaman dengan melakukan proses karantina di kantor karantina. Dengan demikian, tanaman yang diterima pemesan terjamin dalam kondisi sehat dan tidak akan menyebarkan penyakit pada tanaman lainnya.
Kepala Badan Karantina Pertanian Kementan Ali Jamil, menambahkan dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan nasional, jajaran Karantina Pertanian di seluruh Tanah Air telah diinstruksikan untuk meningkatkan pelayanan. Peningkatan pelayanan tersebut, baik dalam hal kemudahan akses, hingga inovasi untuk menjamin kelestarian sumber daya alam hayati, keamanan dan pengendalian mutu tanaman.
''Kami mengapresiasi pelaku usaha dan masyarakat yang telah mendukung tugas perkarantinaan. Mari kita jaga bersama dengan cara melaporkan hewan, tumbuhan dan produk bibit yang akan dilalulintaskan. Baik untuk kepentingan ekspor, impor, maupun distribusi antar wilayah,'' katanya.
Terkait kegiatan perkarantinaan, sebanyak 600 bibit lada yang akan dikirimkan ke Lampung diperiksa petugas Karantina Pertanian Cilacap, Kamis (16/7). ''Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan bibit lada ini sehat dan bebas dari organisme pengganggu tanaman yang bisa menular pada tanaman lain di daerah pengiriman,'' jelas petugas karantina, Amir.
Bibit lada tersebut, merupakan bibit produk inovasi Agus Sunarto (48 tahun), petani asal Cilacap. Bibit lada tersebut merupakan bibit lada unggul hasil persilangan tanaman melada dan lada. ''Bibit lada ini tahan terhadap kondisi lingkungan dan penyakit busuk akar yang selama ini menjadi momok petani lada,'' katanya.
Agus mengaku bahwa baru pertama kali mengirim bibit lada ke Lampung. ''Sebelumnya, sebenarnya sudah banyak permintaan untuk dikirim ke luar daerah. Tapi tidak kami layani,. karena malas kalau harus mengurus birokrasi panjang di Karantina Pertanian,'' katanya.
Namun setelah mendapat penjelasan dari petugas karantina, Agus mencoba mengirim bibit lada ke Lampung setelah melalui proses karantina. ''Ternyata mengurus sertifikasi karantina tidak sulit. Selain prosesnya mudah, biayanya juga murah,'' katanya.
Berdasarkan pengalaman ini, Agus menyatakan, ke depan akan melayani seluruh permintaan bibit lada darinya. Tentunya, dengan melalui proses karantina. ''Awalnya, proses karantina ini saya kira prosesnya ribet dan mahal. Ternyata, mudah dan murah,'' katanya.