REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian akan menjadikan Koperasi Nira Satria di Banyumas, Jawa Tengah sebagai percontohan industri kecil menengah (IKM) yang mengimplementasikan teknologi industri 4.0. Kemenperin ingin IKM merasakan manfaat teknologi ini.
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Gati Wibawaningsih mengatakan, output dari implementasi teknologi industri 4.0 pada Koperasi Nira Satria, di antaranya kemampuan telusur (traceability) dari level pengepul ke koperasi. Kemudian dibuatnya beberapa aplikasi berbasis laman pada proses bisnis gula palem seperti pembuatan data gula, sistem informasi, rekam data ekspor, dan prediksi bisnis ekspor.
Selain itu, adanya otomatisasi pada timbangan digital yang terintegrasi secara langsung ke basis data cloud berbasis IoT. Juga penggunaan aplikasi sistem manajemen pergudagang di level pengepul dan koperasi. Lalu adanya pengumpulan data langsung mesin oven dan pemantauan mesin oven berbasis IoT. Juga optimalisasi konfigurasi data mesin oven berbasis machine learning.
Implementasi industri 4.0 ini juga akan menghasilkan pelacakan distribusi gula palem secara langsung dari pengepul ke koperasi dan menara kendali untuk beberapa koperasi gula palem. "Implementasi industry 4.0 pada IKM gula palem seperti Koperasi Nira Satria, dapat menjadi percontohan bagi pengembangan IKM makanan lainnya," ujar Gati di Jakarta, baru-baru ini.
Gula palem merupakan salah satu komoditas unggulan IKM Indonesia. Indonesia merupakan negara pengekspor utama gula palem di dunia, diikuti Filipina dan Kamboja. Selain pasar ekspor, pasar dalam negeri juga dinilai sama-sama menjanjikan.
Lebih lanjut, gula palem yang berbahan dasar gula kelapa atau gula aren merupakan komoditas yang mempunyai nilai ekspor tinggi dan terus meningkat. Pada 2017 ekspor gula palem mencapai 25 ribu ton dengan nilai 42,6 juta dolar AS. Pada 2018 ekspor gula palem meningkat menjadi 35 ribu ton dengan nilai 52,5 juta dolar AS.