REPUBLIKA.CO.ID, KAYONG UTARA -- Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa didampingi Bupati Kayong Utara Citra Duani dan Sales Area Manager (SAM) Ritel Kalbar PT Pertamina (Persero) Weddy Surya Windrawan meresmikan Program BBM 1 Harga SPBU Kompak 66.788.004 Desa Tanjung Satai, Pulau Maya, Kabupaten Kayong Utara Kalimantan Barat, Rabu (17/6). Peresmian ini merupakan peresmian BBM 1 Harga perdana ditahun 2020 dan menjadi peresmian ke 171 sejak tahun 2017.
Peresmian SPBU Kompak yang menjual BBM satu harga itu, menggunakan tempat penyimpanan BBM sebuah kapal ponton atau floating pump dengan kapasitas 400 kiloliter (kl) dan menjadi SPBU BBM 1 Harga yang pertama dengan sistem ponton yang dapat melayani kapal-kapal nelayan sekaligus juga untuk transportasi darat di wilayah 3T. Untuk mengirim BBM ke SPBU Kompak ini tidaklah mudah karena BBM dipasok dari supply point Terminal BBM Pontianak yang berjarak kurang lebih 375 kilometer (km) atau 12 jam perjalanan darat atau lima jam dengan menggunakan transportasi laut dalam sekali pengiriman.
Dengan diresmikan BBM 1 Harga ini, sebanyak 2.000 nelayan di Pulau Maya, Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalbar kini merasakan dampak positif bagi perekonomian mereka. "Peresmian BBM satu harga ini, karena pemerintah ingin mewujudkan keadilan ketersediaan, keadilan distribusi, dan keadilan harga di bidang energi dan ini tidak hanya jargon, tapi telah dibuktikan dengan diresmikannya program BBM satu harga di Pulau Maya mulai hari ini," kata Kepala BPH-Migas, M Fanshurullah Asa saat meresmikan BBM satu harga di Kecamatan Pulau Maya.
Ifan panggilan untuk M Fanshurullah Asa menjelaskan, dengan diresmikannya BBM satu harga tersebut, maka nelayan dan kapal motor milik nelayan yang sebelumnya membeli BBM ke tingkat pengecer dengan harga tinggi, kini mereka sudah bisa membeli BBM dengan harga sama dengan yang dijual di kota-kota, yakni premium Rp 6.450 per liter, dan solar Rp 5.150 per liter.
"Untuk di Kabupaten Kayong Utara sendiri akan dibangun kembali dalam waktu dekat BBM satu harga di Kepulauan Karimata, sehingga kami berharap agar pemerintah dan Pertamina mempermudah pengurusan izinnya dan kami juga meminta kepada Bupati diwilayah 3 T yang dibangun program BBM 1 Harga agar mendukungnya dengan mempermudah perijinan, apabila ada Bupati yang tidak memberikan kemudahan perijinan agar dilakukan perubahan lokasi, mengingat masih banyak diwilayah 3 T yang belum memiliki SPBU," tambah Ifan.
Dirinya juga berharap agar penyaluran BBM satu harga ini diawasi ketat oleh semua pihak terkait, baik TNI/Polri dan pemerintah setempat, agar penyalurannya tepat sasaran."BBM subsidi jangan sampai dijual ke pihak industri, karena ini hak masyarakat kecil seperti nelayan. Kami berharap dengan membeli BBM satu harga ini, maka keuntungan para nelayan lebih besar lagi, sehingga mereka balik ke rumah dengan hati yang lebih bahagia lagi," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Kayong Utara Citra Duani mengapresiasi dengan diresmikannya BBM satu harga di Pulau Maya, sehingga bisa membantu masyarakat dalam mendapatkan BBM dengan harga murah atau sama harganya dengan BBM yang dijual di kota-kota seluruh Indonesia.
"Kami berharap dengan diresmikannya BBM satu harga ini, maka masyarakat bisa merasakan BBM dengan harga terjangkau, tidak ada lagi penyalur ilegal, kalau masih ada, silakan laporkan kepada pihak terkait," ujarnya