REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Aneka Tambang Tbk (Persero) atau Antam membatalkan rencana buyback atau pembelian kembali saham. Direktur Keuangan Antam Anton Herdianto mengatakan, pembatalan buyback tak lepas dari perkembangan saham terkini. Anton menjelaskan rencana aksi buyback awalnya lantaran melihat ada kesempatan pada saat adanya penurunan pada kondisi pasar pada pertengahan Maret 2020.
"Ketika IHSG turun waktu itu, kita melihat ada kesempatan buyback," ujar Kunto dalam konferensi pers secara virtual usai RUPS Antam di Jakarta, Kamis (11/6).
Pada saat yang sama, lanjut Anton, seluruh BUMN yang sudah menyandang status terbuka (Tbk) melakukan pertemuan untuk membahas rencana buyback. Antam kemudian mengurungkan rencana buyback lantaran harga saham Antam tidak lagi undervalued dan sudah naik kembali.
"Sejak kita melalukan keterbukaan informasi untuk buyback, kita belum melakukan buyback dan kita lihat sampai hari ini harga saham Antam sudah naik dari posisi saat IHSG jatuh," ucap Anton.
Anton menyampaikan salah satu parameter untuk harga saham Antam adalah harga komoditas nikel yang mana harga komoditas nikel paling rendah tahun ini berada pada periode Januari hingga Februari 2020 sebesar 4,3 dolar AS per pon. Sementara harga komoditas nikel pada Mei 2020 sudah mencapai 4,8 dolar AS hingga 4,9 dolar AS per pon.
"Kami melihat inisiatif buyback mungkin sekarang tidak menjadi prioritas bagi kami dan kita akan sampaikan juga bahwa kita tidak akan lakukan buyback," kata Anton menambahkan.