Kamis 11 Jun 2020 16:25 WIB

N245 dan R80 akan Masuk ke PRIN Pengembangan Pesawat Terbang

Pengembangan pesawat N219 Amfibi dan N245 itu ditargetkan akan selesai sebelum 2024.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus Yulianto
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) - Thomas Djamaluddin
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) - Thomas Djamaluddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, mengungkapkan, tidak benar kabar yang menyatakan program pengembangan pesawat terbang N245 dan R80 itu hilang. Kedua program tersebut akan dimasukan ke dalam Prioritas Riset dan Inovasi Nasional (PRIN) Pengembangan Pesawat Terbang.

"Dalam rapat pada 3 Juni Pak Menteri (Riset dan Teknologi) menyatakan, dengan atau tanpa PSN, program pengembangan N245 dan R80 itu terus berjalan," ungkap Thomas dalam diskusi daring pada Rabu (10/6) malam.

Karena itu, menurutnya, kabar yang menyatakan kedua program tersebut hilang adalah tidak benar. Ia mengatakan, akan sangat disayangkan memang jika kedua program tersebut hilang karena sebagai negara kepulauan, konektivitas pesawat terbang amat dibutuhkan.

"Pesawat terbang itu sangat dibutuhkan untuk jarak-jarak pendek menengah, turboprop kelas menengah dan kelas lebih kecilnya itu sangat diperlukan," kata dia.

Menurutnya, Menristek selaku Kepala Badan Badan Riset Nasional menjelaskan, meski tidak masuk ke PSN, program N245 dan R80 bisa dijalankan dengan dimasukkan ke Prioritas Riset Nasional (PRN) yang akan diubah nantinya menjadi PRIN. Keduanya bisa dimasukkan ke dalam PRN berjudul PRN Pengembangan N219 Amfibi.

"Pak Menteri kemudian mengusulkan ini akan jadi PRIN Pengembangan Pesawat Terbang, terdiri dari pengembangan N219 Amfibi yang saat ini sedang berjalan, kemudian ditambah dengan N245 ini yang sudah diawali oleh PT DI," ujarnya.

Pengembangan pesawat N219 Amfibi dan N245 itu ditargetkan akan selesai sebelum tahun 2024. Di dalam PRIN Pengembangan Pesawat Terbang itu, kata Thomas, nantinya juga akan dimasukkan dokumen untuk R80. Itu, kata dia, merupakan bentuk pengakuan dari pemerintah terhadap program tersebut,

"Pengakuan R80 sebagai program yang didukung pemerintah ini perlu. Sehingga ini nanti akan dimasukkan ke PRIN pengembangan pesawat terbang di dalamnya dukungan untuk R80," terang dia.

Menurutnya, Menristek juga mengusulkan agar kerja sama formal antara LAPAN dan PT Regio Aviasi Industri (RAI) segera ditindaklanjuti. Kerja sama itu nantinya akan menjadi dasar mengintegrasikan program pesawat R80 ke dalam PRIN.

"Menristek sebagai Kepala BRIN itu menjamin program N245 dan R80 itu bisa berjalan. Dan di sini Pak Menteri juga menegaskan pengampunya sekarang sudah jelas, LAPAN. Sebagai tindak lanjut juga dari pengembangan N219 kemudian untuk turboprop kelas menengahnya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement