REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Data Himpunan Pengusaha Muda Indonesia menyebutkan, hingga saat ini pemuda Indonesia menggeluti atau menjadi seorang pengusaha ternyata hanya tiga persen dari total jumlah penduduk sekitar 260 juta jiwa. Presentase ini tidak bertumbuh, jika dibandingkan negara tetangga.
"Negara tetangga sudah mencapai angka lima hingga tujuh persen. Tingkat 'entrepreneur' (kewirausahaan) kita tidak naik karena tidak ada ruang dari pemerintah untuk anak muda," kata Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Mardani H. Maming, Sabtu (30/5).
Dia menilai, jika pihak terkait tidak membuat regulasi untuk anak muda maka era bencana bonus demografi yang akan dihadapi. Dia mengusulkan agar pemerintah mempersiapkan anak muda berlatih menjadi bagian dari badan usaha milik negara (BUMN).
Dia mencontohkan minimal 10 persen anak muda duduk di jabatan penting seperti komisaris. Hal itu agar ada masa transisi dari anak muda dan seniornya memberikan atau menurunkan ilmunya.
"Ilmu yang sudah dipersiapkan tersebut untuk menduduki jabatan penting di waktu muda, sehingga anak muda sudah siap ke depannya, tidak kaleng-kaleng," ungkap Mantan Bupati Tanah Bumbu ini.