Kamis 28 May 2020 15:18 WIB

Bos Twitter Buka Suara Cek Fakta Tweet Donald Trump

Bos Twitter Buka Suara soal Cek Fakta di Tweet Donald Trump yang Dianggap 'Sesat'

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Bos Twitter Buka Suara soal Cek Fakta di Tweet Donald Trump yang Dianggap 'Sesat'. (FOTO: Joshua Roberts/Reuters)
Bos Twitter Buka Suara soal Cek Fakta di Tweet Donald Trump yang Dianggap 'Sesat'. (FOTO: Joshua Roberts/Reuters)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

CEO Twitter Jack Dorsey mengatakan memberi label pada dua tweet Presiden Donald Trump dengan cek fakta tidak menjadikan perusahaan media sosial tersebut sebagai penengah atau "wasit kebenaran."

Dilansir dari KTLA di Jakarta, Kamis (28/5/2020) Dorsey mengatakan bahwa tujuannya hanyalah ingin memberikan transparansi agar masyarakat dapat menilai sendiri soal pernyataan-pernyataan yang dapat memicu konflik atau kesesatan.

Baca Juga: Weleh-weleh! Cuitan Trump Jadi Cuitan Presiden Pertama yang Kena Cek Fakta Twitter

Setelah memberikan label cek fakta pada tweet Donald Trump, Dorsey mengakui telah menanggapi badai kritik yang diterima perusahaan dari kalangan konservatif. Trump juga mengancam akan mengambil tindakan terhadap miliarder Sillicon Valley ini.

Pernyataan ini datang setelah Fox News memposting wawancara dengan Mark Zuckerberg ketika CEO Facebook itu menjelaskan perusahaannya tidak mengambil tindakan seperti itu ke Donald Trump soal surat suara palsu.

"Kami memiliki kebijakan yang berbeda. Saya kira, berkicau tentang ini. Saya hanya sangat percaya bahwa Facebook tidak harus menjadi wasit kebenaran dari semua yang dikatakan orang secara online." kata Zuckerberg kepada Fox News.

Dalam tweetnya, Dorsey juga mengatakan dia mengambil tanggung jawab utama untuk keputusan yang dibuat oleh Twitter dan meminta orang-orang untuk tidak melibatkan karyawannya.

"Ada seseorang yang pada akhirnya bertanggung jawab atas tindakan kami sebagai perusahaan, dan itu adalah saya," kata Dorsey.

“Tolong tinggalkan karyawan kamii. Kami akan terus menunjukkan informasi yang salah atau disengketakan tentang pemilu secara global. Dan kami akan mengakui dan memiliki kesalahan yang kami buat." lanjut Dorsey.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement