Rabu 27 May 2020 19:04 WIB

Kuartal-I 2020, BCA Kantongi Laba Rp 6,6 Triliun

Likuiditas yang sehat membuat BCA mampu mencatat pertumbuhan kredit yang positif.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja (kanan) bersama jajaran direksi dan komisaris BCA memberikan keterangan mengenai laporan keuangan full year 2019 di Jakarta, pada Februari lalu. Pada kuartal-I 2020, BCA mencatatkan laba sebesar Rp 6,6 triliun.
Foto: Republika/Prayogi
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja (kanan) bersama jajaran direksi dan komisaris BCA memberikan keterangan mengenai laporan keuangan full year 2019 di Jakarta, pada Februari lalu. Pada kuartal-I 2020, BCA mencatatkan laba sebesar Rp 6,6 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 6,6 triliun pada kuartal satu 2020. Pencapaian ini naik 8,6 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, sepanjang kuartal satu 2020, posisi permodalan BCA dengan likuiditas yang sehat mampu juga mencatat pertumbuhan kredit yang positif dibandingkan dengan pertumbuhan yang negatif pada Maret tahun lalu. 

Baca Juga

"Dalam kondisi saat ini, kami berupaya membantu nasabah yang kompeten dalam melalui situasi ekonomi yang tidak menentu akibat dampak pandemi Covid-19," ujar Jahja saat paparan kinerja virtual, Rabu (27/5).

Pada kuartal pertama 2020, BCA mencatat pertumbuhan pendapatan operasional sebesar 17,3 persen secara tahunan (year on year /yoy) menjadi Rp 19,6 triliun yang didukung pertumbuhan kredit dan kinerja CASA yang positif. Per Maret 2020, portofolio kredit bank tumbuh 12,3 persen (yoy) menjadi Rp 612,2 triliun. 

Pertumbuhan tersebut terutama didukung oleh kredit korporasi yang meningkat 25,4 persen (yoy) menjadi Rp 260,4 triliun. Sedangkan kredit komersial dan UKM naik lima persen (yoy) menjadi Rp 191,2 triliun. 

Kemudian kredit konsumer tumbuh moderat sebesar tiga persen (yoy) menjadi Rp 154,9 triliun. Hal ini sejalan dengan tren pertumbuhan pembelian rumah dan otomotif yang lambat.

Pada segmen kredit konsumer, KPR tumbuh tujuh persen menjadi Rp 92,5 triliun; KKB turun 2,1 persen (yoy) menjadi Rp 47,2 triliun; dan outstanding kartu kredit turun 3,7 persen (yoy) menjadi Rp 12,4 triliun. Pada periode yang sama, pembiayaan syariah meningkat 19,8 persen (yoy) menjadi Rp 5,7 triliun. 

Dari perspektif sustainable finance, portofolio pembiayaan untuk kegiatan usaha berbasis lingkungan mencapai Rp 118,6 triliun pada akhir Maret 2020, tumbuh 17 persen (yoy).

Pada Maret 2020, dana CASA BCA tumbuh 17,3 persen (yoy) sebesar Rp 568,5 triliun dan berkontribusi sebesar 76,7 persen dari total dana pihak ketiga. Jumlah rekening juga menunjukkan tren kenaikan sebesar 13,7 persen (yoy) mencapai 22 juta rekening karena turut didukung layanan pembukaan rekening online

Deposito tumbuh tinggi sebesar 15,1 persen (yoy) sebesar Rp 172,5 triliun, meskipun terdapat tren penurunan suku bunga deposito. Total dana pihak ketiga meningkat 16,8 persen (yoy) menjadi Rp 741,0 triliun. Posisi likuiditas tetap kokoh dengan rasio LDR sebesar 77,6 persen.

Dari sisi profitabilitas, laba sebelum provisi dan pajak mencatat pertumbuhan sebesar 17,4 persen (yoy) mencapai Rp 10,1 triliun, ditopang peningkatan pendapatan operasional sebesar 17,3 persen (yoy). Pertumbuhan pendapatan operasional didukung oleh pendapatan bunga bersih yang meningkat 14,1 persen (yoy) menjadi Rp 13,7 triliun dan pendapatan operasional lainnya yang naik 25,5 persen (yoy) menjadi Rp 5,9 triliun. 

Sementara beban operasional tumbuh 17,2 persen (yoy). Laba bersih kuartal pertama mendorong posisi permodalan BCA dengan rasio kecukupan modal (CAR) tetap kokoh sebesar 22,5 persen. Rasio NPL terjaga pada level yang rendah pada 1,6 persen pada akhir Maret 2020 dan beban provisi meningkat 121,9 persen (yoy) sejalan dengan antisipasi terhadap tantangan pelemahan kualitas kredit. Rasio pengembalian terhadap aset (ROA) sebesar 3,2 persen dan rasio pengembalian terhadap ekuitas (ROE) sebesar 15,6 persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement