REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Bursa saham Amerika Serikat (AS) membuka kembali lantai perdagangannya secara fisik di gedung New York Stock Exchange (NYSE), Selasa (26/5). Gedung ini pertama kalinya dibuka setelah tutup selama dua bulan untuk mencegah penyebaran virus corona.
Perdagangan dibuka langsung melalui penekanan bel ikonik oleh Gubernur Negara Bagian New York Andrew Cuomo. Di masa awal pembukaan ini, NYSE mengatakan perdagangan tidak akan diikuti oleh banyak pialang. Mereka juga diharuskan mengenakan masker ketika berada di dalam gedung.
"Kami sangat menghargai pengorbanan para pekerja yang berada di garis depan dan mereka yang harus terus bekerja dengan penuh kehati-hatian," kata Cunningham dikutip AP News.
Cunningham mengatakan sebagian besar area di luar lantai perdagangan akan tetap dikosongkan serta mayoritas karyawan akan tetap melanjutkan bekerja dari rumah. Selama lantai perdagangan fisik ditutup, NYSE melakukan perdagangan secara elektronik.
Sejak tahun 1990an, ribuan pialang biasanya memadati lantai perdagangan NYSE. Namun dalam beberapa tahun terakhir, Wall Street didominasi oleh perdagangan elektronik. Saat ini hanya terdapat sekitar 600 pialang di NYSE.
Pembukaan perdagangan secara fisik ini dilakukan sejalan dengan dimulainya kembali aktivitas bisnis di sebagian besar wilayah AS. Beberapa area bahkan tetap memulai aktivitas bisnis meskipun belum ada konfirmasi mengenai penurunan kasus infeksi corona.
Meski demikian, optimisme masyarakat mulai tumbuh seiring ditemukannya calon-calon vaksin oleh sejumlah perusahaan biotek. Indeks Dow Jones bahkan langsung meloncat naik 600 poin saat pembukaan bel.