Rabu 20 May 2020 22:26 WIB

Hadapi New Normal, Kemenparekraf Gelar Pelatihan Usaha Spa

Pelatihan usaha spa untuk menghadapi kondisi setelah pandemi Covid-19.

Pekerja mengepel lantai pada salah satu hotel di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad (12/4). Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memulai pelatihan daring bagi tenaga kerja usaha dan industri spa sebagai antisipasi menghadapi kondisi setelah pandemi Covid-19.
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Pekerja mengepel lantai pada salah satu hotel di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad (12/4). Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memulai pelatihan daring bagi tenaga kerja usaha dan industri spa sebagai antisipasi menghadapi kondisi setelah pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memulai pelatihan daring bagi tenaga kerja pada usaha dan industri spa sebagai upaya upskilling dan reskilling kompetensi. Hal ini sekaligus antisipasi menghadapi kondisi new normal setelah pandemi Covid-19.

Plt Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Frans Teguh saat membuka secara resmi pelatihan mengatakan, pemerintah mendorong para pekerja untuk tetap menjaga keahlian dan keterampilannya di saat pandemi. Sehingga, pada saat kondisi normal nanti, tenaga kerja tidak canggung dalam memasuki dunia kerja kembali.

"Kami terus berupaya memberikan yang terbaik, terutama dalam upaya meningkatkan pelayanan dan inovasi juga memastikan peningkatan kualitas tenaga kerja dan pelaku pariwisata maupun ekonomi kreatif. Salah satunya melalui pelatihan daring spa ini," kata Frans Teguh, Rabu (20/5).

Pelatihan terbagi dalam tiga kelas yakni Refleksi Relaksasi Spa, Spa Terapis Pratama, serta Spa Terapis Madya. Pelatihan resmi dimulai Rabu (20/5) untuk kelas refleksi relaksasi spa yang akan berlangsung selama delapan hari ke depan kemudian diikuti kelas lainnya.

Dalam pelatihan yang melibatkan pengajar dari Pacific International Beauty Institute (PIBI) ini, materi-materi yang diberikan disesuaikan dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di bidang spa. Hal ini karena nantinya para peserta tidak hanya diharapkan dapat meningkatkan kemampuan, tapi juga menuju sertifikasi kompetensi.

Hal ini sangat penting dalam era kompetisi ke depan. Tidak hanya dalam konteks nasional, tapi juga global.

"Selain skill, karakter juga penting, ekspresi, bagaimana bisa menciptakan ambience yang betul-betul mencerminkan nilai kekuatan bangsa kita. Aspek hospitality harus diperhatikan untuk dapat memberikan gambaran terhadap citra dan kualitas pariwisata kita," kata Frans.

Terlebih dalam memasuki new normal kebutuhan setiap orang akan berbeda dan akan mengedepankan aspek kesehatan, keselamatan, dan keamanan.

"Ini harus kita perkuat sehingga teman-teman yang dapat kesempatan saat ini mendapatkan kompetensi yang sempurna," kata Frans.

Pelatihan daring spa menarik banyak peminat. Namun setelah proses seleksi, akhirnya ditetapkan secara keseluruhan 60 peserta untuk masing-masing kelas terdiri dari 20 peserta.

Direktur Pengembangan SDM Pariwisata Kemenparekraf/Baparekraf Wisnu Bawa Tarunajaya menambahkan, ke depan Kemenparekraf/Baparekraf akan terus menghadirkan kelas-kelas lain untuk dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan SDM pariwisata.

Termasuk mengkombinasikan sistem pembelajaran baik secara online maupun offline.

"Mudah-mudahan teman-teman peserta pelatihan ini nantinya begitu kondisi sudah normal bisa langsung kembali ke tempat kerja asalnya dengan keterampilan yang meningkat," kata Wisnu.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement