REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberikan insentif benih bagi pembudidaya udang windu selama pandemi Covid-19 di sejumlah daerah. Di antaranya bantuan 1,4 juta ekor benih udang windu kepada pembudidaya di Kabupaten Talakar dan 1,5 juta ekor di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto dalam siaran pers di Jakarta, Ahad (17/5), mencatat, hingga pertengahan Mei 2020, Balai Perikanan Budi daya Air Payau (BPBAP) Takalar telah menggelontorkan total bantuan benih seperti udang, bandeng, rajungan, nila salin, dan kakap putih sebanyak 25,5 juta ekor. Dari total itu, 18 juta ekor bantuan benih di antaranya adalah benih udang windu.
"Udang windu merupakan salah satu komoditas unggulan di Sulawesi Selatan," kata Slamet.
Selain itu, Sulawesi Selatan juga dinilai memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan prospek pasar yang baik untuk komoditas perikanan budidaya. Di samping itu, potensi wilayah dengan adanya pakan alami serta dukungan dan komitmen dari pemerintah daerah turut berperan menarik minat pembudidaya.
Pengelolaan udang windu harus mempertimbangkan kesesuaian lokasi memenuhi prinsip cara budi daya yang baik agar usaha budi daya dapat berkelanjutan. Juga tidak mengulangi kegagalan usaha budi daya udang windu pada masa lalu.
Slamet menegaskan, pemerintah saat ini terus mengembangkan budi daya udang berbasis kawasan, yang menjadi salah satu kegiatan prioritas KKP. Sedangkan target yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo yakni meningkatkan nilai ekspor udang nasional 250 persen hingga tahun 2024.
"Beberapa strategi juga telah kami lakukan agar target dapat tercapai serta meminimalisasi kegagalan dalam usaha budi daya udang windu, seperti melarang penggunaan induk udang asal tambak dan menyediakan induk udang hasil breeding program dari broodstock center," kata Slamet.
Ia mengungkapkan saat ini KKP memiliki broodstock center khusus udang windu di BBPBAP Jepara dan BPBAP Takalar yang akan didorong untuk menghasilkan induk-induk unggul untuk masyarakat. Beberapa strategi lain yang dilakukan oleh pemerintah ialah memangkas birokrasi perizinan usaha dan regulasi investasi, membuat percontohan berbasis kawasan budi daya tambak udang, fasilitasi akses permodalan, rehabilitasi infrastruktur tambak serta peningkatan kualitas SDM.
"Selain memenuhi pasar ekspor, permintaan udang windu di pasar lokal juga cukup terjaga terutama di masa pandemi seperti sekarang, di mana kebutuhan untuk makanan bergizi sangat dibutuhkan oleh masyarakat," ucap Slamet.