Kamis 07 May 2020 15:54 WIB

Sempat Tembus Rp 70 Ribu, Harga Bawang Putih Berangsur Turun

Harga bawang putih sudah berada di kisaran Rp 38 ribu/kg.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Indira Rezkisari
Pekerja menyortir bawang putih.
Foto: Antara/Anis Efizudin
Pekerja menyortir bawang putih.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga komoditas bawang putih mulai berangsur turun seiring masuknya pasokan impor dari China. Posisi harga riil bawang putih di pasar namun belum kembali pada level normal.

Mengutip Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), hingga Rabu (6/5) bawang putih secara nasional bawang putih dihargai Rp 38.100 per kilogram (kg). Pada awal tahun harganya sempat Rp 70.000 per kg.

Baca Juga

Khusus di Jakarta, berdasarkan statistik Info Pangan Jakarta, bawang putih dihargai Rp 37.268 ribu per kg. Sejak Maret 2020 hingga pekan pertama Mei 2020, pergerakan harga secara konsisten menunjukkan penurunan.

"Iya harga sudah terus menurun, tapi masih belum di angka normal," kata Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Abdullah Mansuri kepada Republika.co.id, Kamis (7/5).

Ia menjelaskan, level harga Rp 38.000 per kg di tingkat eceran masih cukup tinggi. Harga normal pada tingkat pasar eceran sekitar Rp 25.000 per kg. Adapun harga normal bawang putih pada tingkat pasar induk sebesar Rp 20.000.

Pihaknya mendorong agar pemenuhan bawang putih terus dilakukan pemerintah seiring kemungkinan meningkatkan kebutuhan jelang lebaran akhir Mei ini. "Harusnya harga bisa turun lagi di pasar," ujarnya  

Sementara itu, Ketua Perkumpulan Pengusaha Bawang Nusantara (PPBN) Mulyadi, mengatakan, harga bawang putih akan terus turun seiring berlakunya relaksasi perizinan impor dari pemerintah. Menurut dia, harga bawang putih dari importir hanya Rp 15.000- Rp 16.000 per kg.

Sementara di beberapa lokasi harga bawang putih tingkat eceran bahkan sudah dihargai hingga Rp 19.000 per kg, terendah sejak 2018.

"Kami sampaikan stok bawang putih akan cukup sampai lebaran. Stabilitas harga akan terus kami jaga sepanjang peraturan relaksasi impor masih berlaku," kata Mulyadi.

Menurut dia, soal masih adanya stok bawang putih yang menipis di beberapa daerah merupakan kendala distribusi. Sebab, mayoritas pelabuhan yang dituju oleh importir bawang putih saat mendatangkan pasokan yakni di Jakarta dan Pulau Jawa.

Oleh karenanya, Mulyadi menuturkan, distribusi bawang putih ke berbagai daerah akan terus dijaga. Ia pun berharap, pemerintah bisa menjadikan kebijakan relaksasi sebagai bahan perbandingan harga dari sebelum adanya aturan relaksasi.

"Pada intinya, relaksasi atau bebas kuota impor dapat menekan harga jauh daripada menggunakan sistem kuota," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement