Rabu 06 May 2020 15:05 WIB

BI Maksimal Serap SBN Rp 125 Triliun dari Pasar Perdana

BI juga tetap melakukan pembelian SBN di pasar sekunder untuk stabilitas nilai tukar.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan jumlah pembelian Surat Berharga Negara (SBN) oleh Bank Indonesia di pasar perdana diperkirakan maksimal sekitar Rp 125 triliun.
Foto: Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan jumlah pembelian Surat Berharga Negara (SBN) oleh Bank Indonesia di pasar perdana diperkirakan maksimal sekitar Rp 125 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, 

JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan jumlah pembelian Surat Berharga Negara (SBN) oleh Bank Indonesia di pasar perdana diperkirakan maksimal sekitar Rp 125 triliun. Pembelian tersebut untuk pembiayaan umum APBN (above the line).

Baca Juga

"Perkiraan pembelian SBN di pasar perdana oleh BI diperkirakan maksimal Rp 125 triliun," katanya dalam rapat kerja virtual dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rabu (6/5).

Sesuai penjelasan Menteri Keuangan dalam raker Komisi XI pada 30 April 2020 lalu, jumlah kebutuhan pembiayaan APBN selama 2020 sebesar Rp 1.439,8 triliun. Dari jumlah tersebut, rencana penerbitan SBN pada kuartal II-IV diperkirakan Rp 856,8 triliun.

Apabila diasumsikan penggunakan SAL dan Global Bonds sekitar Rp 300 triliun, maka sisa penerbitan SBN Rupiah di dalam negeri pada kuartal II-IV sekitar Rp 506,8 triliun. Artinya, rata-rata lelang SBN harus memenuhi sekitar Rp 28 triliun.

Jumlah ini diperkirakan sebagian besar dapat diserap pasar, baik oleh investor domestik maupun asing. Sehingga BI mempersiapkan maksimal Rp 125 triliun untuk pembelian SBN di pasar perdana, sesuai dengan ketentuan kebijakan yang telah diluncurkan Maret lalu.

"Pemenuhan dana untuk penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi ini memang harus melalui mekanisme pasar, supaya harga lelang tidak jatuh dan yield tidak naik," katanya.

Integritas pasar akan dipertanyakan kalau pemenuhan dana above the line ini pakai kebijakan berbeda dari biasanya mekanisme pasar. Sementara itu, BI juga tetap melakukan pembelian SBN di pasar sekunder untuk stabilitas nilai tukar.

BI telah membeli SBN di pasar sekunder sekitar Rp 166,2 triliun. Ini menjadi salah satu mekanisme untuk pelonggaran likuiditas atau quantitative easing (QE). Total QE hingga saat ini mencapai Rp 503,8 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement