REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III (Persero) Doso Agung mengatakan saat ini perusahaan menyeleksi secara cermat dan ketat terkait kelangsungan proyek investasi yang tengah berlangsung. Hal tersebut dilakukan untuk mempertimbangkan mana proyek yang dihentikan karena pandemi virus korona atau Covid-19 dan yang tetap berjalan untuk menghindari pengangguran yang meluas.
“Kami berhitung dengan hati-hati dan mempertimbangkan faktor-faktor keselamatan dan pemulihan ekonomi,” kata Doso, Senin (4/5).
Dia menjelaskan, proyek yang tetap berjalan bukan semata-mata hanya untuk mengejar target. Doso menegaskan, Pelindo III juga memberikan perlindungan bagi para pekerja operasional agar tidak kehilangan pekerjaan di dalam situasi sulit dan menjaga supaya ekonomi tetap bergerak di proyek yang dimungkinkan.
“Untuk itu, kami menerapkan protokol yang sangat ketat dalam bekerja, terutama menyangkut protokol pandemi Covid-19,” tutur Doso.
Meskipun begitu, Doso menegasakan terdapat beberapa proyek investasi besar yang dimiliki pelindo III tetap berjalan. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi pengangguran akibat terhentinya proyek dan dikerjakan dengan protokol penanganan Covid-19 yang sangat ketat.
Investasi dan proyek yang tetap berjalan antara lain adalah peningkatan fasilitas pelabuhan khususnya kapal pesiar. Doso mengatakan langkah tersebut merupakan upaya Pelindo III dalam mendukung program pemerintah untuk mendongkrak jumlah pariwisata melalui jalur laut khususnya dengan kapal pesiar ketika nantinya pandemi Covid-19 berakhir.
Selain itu, proyek wisata maritim di Bali yaitu Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) ditargetkan dapat menyediakan fasilitas dan infrastruktur terintegrasi di Pelabuhan Benoa sehingga semakin memperkuat sektor pariwisata Bali secara keseluruhan. “Saat ini, proses desain dan perijinan masih terus berjalan,” ujar Doso.
Doso menambahkan, Pelindo III juga menggandeng sejumlah stakeholder untuk membangun Bali Maritime Tourism Hub (BMTH). Dia mengatakan Pelindo III menggandeng sejumlah pihak seperti BUMN yang terlibat dalam pariwisata, logistik, energi, Kemenparekraf, BKPM, Kementerian Agraria dan Tata Ruang serta swasta untuk bersinergi bersama membentuk komunitas dan membangun Bali Maritime Tourism Hub.
Dia menjelaskan, di BMTH seluas 128 hektare tersebut, akan diatur tata ruang yang ada di pelabuhan dengan memisahkan lokasi pelabuhan. “Ini sesuai kebutuhan dan membaginya menjadi lokasi kapal pesiar, lokasi peti kemas, terminal curah cair, lokasi untuk UMKM, dan lain-lain untuk meningkatkan pariwisata maritim,” ungkap Doso.
Proyek lain yang tetap berjalan yakni Terminal Gilimas di pulau Lombok NTB merupakan terminal untuk sandar kapal pesiar yang dibangun untuk mendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang dipersiapkan sebagai kawasan pariwisata unggulan di Pulau Lombok NTB. Proyek tersebut menurunya, dibangun untuk mendukung pembangunan sirkuit Mandalika hingga rencana pelaksanaan event motoGP, nantinya terminal Gili Mas adalah salah satu pintu masuk wisata melalui jalur laut.
Doso memastikan, progres pembangunan fisik dermaga sepanjang 440 meter, terminal penumpang dengan kapasitas hingga 1.500 orang, dan fasilitas pendukungnya telah selesai 100 persen. “Dengan demikian, wisatawan tidak perlu lagi menggunakan sekoci untuk mencapai daratan seperti yang selama ini dilakukan di Pelabuhan Lembar,” tutur Doso.
Proyek berikutnya yang tetap berjalan yakni pembangunan Terminal Multipurpose Labuan Bajo NTT merupakan pelabuhan khusus logistik pertama di wilayah Labuan Bajo. Doso mengatakan, terminal tersebut dilengkapi sejumlah fasilitas di antaranya dua dermaga utama yaitu dermaga multipurpose dengan kapasitas kapal hingga 25 ribu DWT dan dermaga curah cair dengan panjang 120 meter.
Doso mengatakan, hingga saat ini sedang dilakukan proses pelelangan Terminal Multipurpose Labuan Bajo NTT. “Setelah ditentukan pemenang lelang, kami langsung kebut pelaksanaan pembangunan dan yakin dapat diselesaikan tahun ini,” ujar Doso.
Dengan begitu, dia menilai semua investasi yang dilakukan Pelindo III dapat memberikan dampak kebangkitan pariwisata maritim Indonesia di mata dunia. Doso optimistis ketika virus Covid-19 sudah terlewati dapat membuka lapangan kerja, infrastruktur bisa berjalan, dan ekonomi kembali pulih.
Dia menambahlan, dalam menjaga ketahanan energi nasional khususnya pasokan LNG untuk provinsi Jawa Timur, saat ini Pelindo III juga terus menggarap bersama PT PGN di Terminal Teluk Lamong (TTL). “Ini telah mencapai progress 90 persen,” tutur Doso.
Doso mengharapkan, fasilitas tersebut dapat beroperasi pada Juni 2020. Dia memastikan, dengan beroperasinya terminal LNG tersebut akan membuat produktivitas industri di Jawa Timur bangkit kembali bertepatan meredanya pandemi Covid-19.