Sabtu 02 May 2020 20:30 WIB

Jangan Khawatir, Likuiditas Bank BUMN Masih Positif

Kinerja bank-bank BUMN masih terjaga dan tumbuh positif.

Direktur Utama BRI Sunarso (kanan) berbicara menyampaikan Kinerja Keuangan BRI.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Direktur Utama BRI Sunarso (kanan) berbicara menyampaikan Kinerja Keuangan BRI.

REPUBLIKA.CO.ID --- Oleh Novita Intan, Intan Pratiwi

Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) memastikan kinerja keuangan masih tumbuh positif di tengah penyebaran wabah Covid-19. Hal ini tercermin dari sisi likuiditas dan pertumbuhan kredit bank pelat merah yang tumbuh positif hingga Maret 2020.

Ketua Himbara Sunarso mengatakan, pertumbuhan kredit secara keseluruhan masih mampu tumbuh 11,03 persen (year on year/yoy). Dia memerinci, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tumbuh 9,38 persen (yoy), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 14,84 persen (yoy), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk tumbuh 11,2 persen (yoy), dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebesar 4,59 persen (yoy).

“Likuiditas Himbara masih tercukupi, di antaranya, berdasarkan LDR (loan to deposit ratio) BRI pada level 90,39 persen, Bank Mandiri 94,91 persen, BNI 92,3 persen, dan BTN 114,2 persen. Jadi, hingga Maret, likuiditas bank Himbara masih baik,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (1/5).

Sunarso menjelaskan, pertumbuhan aset secara keseluruhan bank BUMN juga tumbuh sebesar 7,09 persen dengan nilai Rp 3.530 triliun, di antaranya, BRI tumbuh 5,82 persen, Bank Mandiri 9,15 persen, BNI 7,9 persen, dan BTN tumbuh 2,27 persen.

Kinerja positif ini terjadi meski anggota Himbara harus menggencarkan restrukturisasi kredit nasabah yang terdampak Covid-19. Hingga 24 April 2020, Himbara telah merealisasikan restrukturisasi kredit nasabah sebanyak 832.052 debitur. Nilai outstanding kredit yang direstrukturisasi senilai Rp 120,9 triliun.

Sunarso mengatakan, angka tersebut terdiri atas debitur UMKM dan juga non-UMKM. Debitur UMKM tercatat 801.685 debitur telah mendapat restrukturisasi kredit dengan nilai outstanding Rp 87,36 triliun dan debitur non-UMKM sebesar 30.367 nasabah dengan outstanding kredit senilai Rp 33,4 triliun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement