Jumat 01 May 2020 18:59 WIB

Petani Meksiko Donasikan Tomat karena Permintaan Sepi

Semua petani telah terpukul dengan kebijakan pemerintah Meksiko dan Amerika Serikat.

Tomat
Tomat

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Para petani tomat di Meksiko kesulitan untuk menjual produk mereka di dalam maupun luar negeri karena gangguan wabah virus corona. Kondisi tersebut membuat mereka menyumbangkan sebagian hasil panen ke bank makanan atau menggunakannya untuk makanan ternak.

Permintaan tomat dari Sinaloa, negara bagian penghasil tomat di Meksiko, turun hingga 40 persen di beberapa daerah di antara para petani pemasok tomat ke berbagai bisnis, mulai dari hotel hingga restoran makanan cepat saji termasuk Subway dan McDonald's, kata para petani.

Baca Juga

Semua petani telah terpukul dengan kebijakan pemerintah Meksiko dan Amerika Serikat untuk menunda kegiatan bisnis yang tidak penting dan menyarankan agar masyarakat tetap di rumah, terlepas dari upaya para petani untuk menjual ke bisnis yang masih buka, seperti supermarket.

"Sejumlah besar panen telah diberikan kepada bank makanan dan lembaga bantuan swasta lainnya. Terkadang jumlahnya lebih dari yang (bank makanan) dapat ambil," kata Enrique Rodarte, presiden asosiasi petani Rio Culiacan di Sinaloa.

Rodarte memperkirakan 10 hingga 15 persen dari panen telah dibagikan di negara bagian barat laut, dan hampir 30 persen dari produksi dihentikan lebih awal karena beberapa petani memberhentikan pekerja harian atau hanya menghentikan produksi mereka.

"Membuangnya atau membiarkannya rusak sudah sangat diminimalkan karena (sebagian) diberikan kepada ternak, tetapi itu juga termasuk membuang karena saya tidak menanam tomat untuk diberikan kepada sapi," ujar dia.

Rodarte mengatakan bahwa meskipun situasinya sedikit meningkat selama bulan April, beberapa buruh tani telah kembali ke negara bagian asal mereka di Meksiko selatan dan barat karena kekhawatiran bahwa mereka tidak akan dapat kembali selama karantina wilayah.

Meksiko saat ini berencana untuk melonggarkan langkah-langkah karantina pada akhir Mei. Namun, Rodarte khawatir krisis akan semakin mendalam jika restoran tetap tutup setelah bulan depan -- saat Baja California dan negara-negara bagian di Meksiko tengah memulai produksi tomat.

"Kami semua berjuang untuk (menjual tomat ke) supermarket, dan yang sudah lama bermitra dengan mereka adalah yang tetap dipakai," kata Rodarte. Iamenambahkan bahwa para produsen terkecil cenderung yang paling terancam.

Bir, alpukat, dan tomat adalah ekspor pertanian utama Meksiko pada 2019, menurut data resmi pemerintah. Ekspor tomat bernilai sekitar dua miliar dolar AS (setara Rp30,3 triliun). Sekitar 70 persen tomat hasil produksi Meksiko dijual ke Amerika Serikat.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement