Jumat 01 May 2020 12:09 WIB

Pertamina Impor 10 Juta Barel Minyak Mentah

Impor ini membuat stok BBM penuh sampai dulan bulan ke depan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati (tengah) bersama Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Februari 2020. Pertamina mengimpor 10 juta barel minyak mentah untuk menambah stok.
Foto: Antara/Reno Esnir
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati (tengah) bersama Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Februari 2020. Pertamina mengimpor 10 juta barel minyak mentah untuk menambah stok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) menambah stok minyak mentah melalui importasi. Dengan begitu, stok bahan bakar minyak (BBM) tersedia untuk durasi yang lebih panjang.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengaku anjloknya harga minyak dimanfaatkan perusahaan untuk bisa menambah stok. Nicke menjelaskan perusahaan sudah melakukan impor minyak mentah sebesar 10 juta barel.

Baca Juga

Bahkan dengan adanya impor ini, stok BBM di kilang dalam kondisi penuh sampai dulan bulan ke depan. Padahal, sebelumnya kapasitas kilang perusahaan hanya disiapkan dua pekan pekan.

"Ini situasi yang enggak pernah terjadi, harga produk di luar lebih murah. Storage stock dari BBM kita hampir dua bulan, biasanya 14 hari," ujar Nicke melalui konferensi pers daring, Kamis (30/4) malam.

Ia juga menjelaskan selain mengimpor minyak mentah perusahaan juga membeli 9,2 juta barel BBM dan 2,2 juta metrik ton Liquefied Petroleum Gas (LPG).

Meski begitu, perusahaan sudah tak mampu lagi membeli minyak mentah hingga BBM dari luar negeri. Sebab, kilang penyimpanan sudah penuh.

Perusahaan hanya bisa menyimpan BBM 70 persen dari kapasitasnya, tidak boleh lebih. Tangki di SPBU Pertamina pun sudah diisi penuh demi bisa menyimpan barang yang sudah diimpor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement