REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong PT Garuda Indonesia (Persero) melakukan sejumlah strategi dalam menghadapi tekanan akibat pandemi covid-19.
Dalam keterbukaan informasi BEI, pendapatan operasional maskapai pelat merah pada kuartal I/2020 itu mengalami penurunan sekitar 33 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan industri penerbangan menjadi salah satu sektor yang paling terdampak akibat Corona. Penurunan jumlah penumpang berimbas besar bagi sektor pendapatan perusahaan.
"Kita mendorong (Garuda) terus usaha melakukan efisiensi dan melihat jalur mana lagi yang bisa dipotong, lebih utamakan jalur yang masih layak secara ekonomis dengan kondisi sekarang ini," ujar Arya saat dihubungi Republika di Jakarta, Jumat (25/4).
Arya menilai pemilahan rute penerbangan sangat penting agar tidak menimbulkan kerugian di kemudian hari bagi Garuda. Arya mengatakan manajemen Garuda Indonesia memang sudah melakukan sejumlah hal dalam menjaga kinerja perusahaan di tengah pandemi.
"Usaha-usaha yang dilakukan dengan melakukan efisiensi di segala bidang, grounded pesawat yang tidak ekonomis, mengurangi jalur penerbangan, dan pemotongan gaji pegawai. Ini usaha yang dilakukan manajemen untuk bisa bertahan di tengah kondisi saat ini," kata Arya menambahkan.