REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) resmi menambah Pasar Mitra Tani (PTM) di wilayah Jabodetabek. Penambahan PTM diikuti dengan perluasan kerja sama dengan Gojek untuk layanan pesan antar kepada konsumen secara gratis.
Kepala Distribusi Cadangan Pangan, Kementan, Inti Pertiwi, mengatakan terdapat lima PTM baru yang diresmikan pada Senin (20/4), kemarin. Di antaranya yakni di Depok, Kalideres Jakarta Barat, Klender Jakarta Timur, Pamulang Tangsel, dan Kranggan Bekasi. "Sementara penambahan di lima lokasi dulu, ini sudah ada kerja sama dengan Gojek," kata Selasa (21/4).
Kerja sama yang dimaksud yakni penjualan bahan pangan pokok oleh Pasar Mitra Tani bisa dilayani dengan aplikasi Gojek pada fitur Go Shop atau Go Food. Selain itu, konsumen atau pemesan mendapatkan fasilitas gratis ongkos kirim karena sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah.
Kerja sama itu sekaligus untuk memudahkan masyarakat untuk mendapatkan bahan pangan pokok tanpa harus keluar rumah. Gratis ongkos kirim diharapkan meringankan beban masyarakat, terutama mereka yang saat ini kehilangan pendapatan lantaran wabah Covid-19.
Adapun layanan gratis ongkos kirim, menurut Inti, berlaku selama dua bulan ke depan. Kementan menggunakan anggaran bantuan biaya distribusi yang telah direalokasikan untuk penanganan Covid-19. "Ini pakai dana Kementan, kami punya anggaran bantuan yang penting sekarang ada dananya," kata Inti.
Sebelumnya, pembelian di Pasar Mitra Tani melalui aplikasi Gojek sekaligus layanan gratis onkos kirim baru terdapat di PTM Pasar Minggu dan Kota Bogor. Inti menuturkan, sesuai arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, jumlah PTM harus diperbanyak sebagai alternatif masyarakat untuk mendapatkan komoditas pangan dengan harga terjangkau.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo sebelumnya menyatakan, telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 1,85 triliun untuk kegiatan pencegahan penularan virus corona baru (Covid-19). Penyiapan anggaran itu merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Joko Widodo untuk mengubah fokus anggaran tahun ini.
"Kementan melakukan refocusing anggaran yang diperuntukkan untuk mendorong pencegahan penyebaran virus corona dari segi sektor pertanian," kata Syahrul, pekan lalu.
Syahrul menjelaskan, anggaran tersebut merupakan bagian dari total pagu anggaran tahun ini yang telah dipangkas menjadi Rp 17,4 triliun dari sebelumnya Rp 21,05 triliun. Adapun, anggaran untuk mendukung penanganan Covid-19 terbagi dalam tiga kegiatan.
Pertama, yakni untuk dukungan pencegahan penularan Covid-19 sebesar Rp 45 miliar. Kedua, pengamanan ketersediaan pangan yakni sebesar Rp 198,95 miliar. Ketiga, berupa kegiatan social safety net yang mencapai Rp 1,6 triliun.
Ia menyampaikan, khusus untuk dukungan pencegahan penularan Covid-19, terdiri dari tiga kegiatan utama. Yakni penyediaan sarana dan peralatan medis, suplemen daya tahan tubuh, serta sterilisasi gedung Kementerian Pertanian.
Selanjutnya, untuk program pengamanan ketersediaan pangan yakni utamanya untuk melakukan kegiatan operasi pasar pangan murah dan stabilisasi harga. Kementan, kata Syahrul juga telah menyediakan bantuan untuk penyerapan gabah petani serta transportasi untuk distribusi pangan kepada konsumen.
Adapun untuk kegiatan social safety net, Syahrul mengatakan, anggaran digunakan untuk berbagai kegiatan padat karya petani di seluruh subsektor usaha pertanian.
Namun, Komisi IV DPR meminta Kementan untuk menambah anggaran penanganan Covid menjadi Rp 2,44 triliun. DPR menilai, masih terdapat ruang untuk memangkas pos anggaran lain agar dapat direalokasikan untuk anggaran penanganan Covid-19. Adapun untuk detail pembagian anggaran tersebut, DPR menyerahkan sepenuhnya kepada internal Kementerian Pertanian untuk mengatur secara tepat.