REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) mengaku saat ini stok untuk solar dan avtur sangat banyak. Kondisi ini terjadi karena wabah corona membuat aktivitas transportasi menjadi turun.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, saat ini stok avtur mencapai 119 hari karena penjualannya turun sampai 60 persen. "Dari hal ini, kami melihat adanya peluang ekspor meski harga sedang tidak bagus," ujar Nicke, Kamis (16/4). Ia menjelaskan, dengan diekspornya kedua BBM ini, perusahaan bisa menambal pendapatan yang bakal tergerus karena penurunan penjualan BBM.
Per Maret 2020, perusahaan menghitung penjualan BBM turun 34,6 persen yang merupakan penurunan terendah sepanjang sejarah perusahaan. Karena penjualan BBM terus turun selama tiga bulan terakhir, perusahaan pun memproyeksi pendapatan akhir tahun bakal turun hingga 45 persen dari Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2020 yang sebesar 58,3 miliar dolar.
"Jadi, ini buat tambah revenue dan juga untuk mengurangi stok yang ada di perusahaan. Jadi, kami ada tambahan revenue dan menurunkan idle money dalam bentuk stok," katanya. Dengan berlebihnya stok solar, Pertamina juga mengusulkan ke pemerintah agar perusahaan-perusahaan yang biasa impor diprioritaskan membeli solar dari Pertamina.