Kamis 16 Apr 2020 23:18 WIB

Sistem Mulsa Tingkatkan Hasil Panen Padi

Sistem mulsa digunakan dengan menutupi sawah menggunakan plastik yang dilubangi.

Buruh tani menutup tanah yang akan ditanami terong dengan plastik mulsa di area persawahan Desa Paron, Kediri, Jawa Timur, Rabu (17/7/2019).
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Buruh tani menutup tanah yang akan ditanami terong dengan plastik mulsa di area persawahan Desa Paron, Kediri, Jawa Timur, Rabu (17/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Kelompok Tani Tunas Muda Bendungan di Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memanen padi ditanam dengan sistem mulsa. Panen mampu menghasilkan 9,92 ton per hektare gabah kering panen (GKP).

Ketua Kelompok Tunas Muda Bendungan Ngadirin mengatakan sistem mulsa ini mampu meningkatkan produktivitas tanaman padi yakni 9,92 ton per hektare gabah kering panen (GKP). Jika menggunakan teknik konvensional biasanya hanya menghasilkan 7-8 ton per hektare gkp.

Baca Juga

"Baru kali ini ia selama 20 tahun berbudi daya padi mendapatkan hasil padi paling baik, yakni 9,92 ton per hektare GKP," kata Ngadirin.

Ia mengatakan sistem mulsa, biasanya dikenal dengan sebutan kemul sawah atau menyelimuti sawah. Teknik ini digunakan dengan menutupi sawah menggunakan plastik yang dilubangi untuk menanam padi.

Jarak tanam padi 40 x 40 centimeter (cm)dan jarak tanam 20 x 20 centimeter dengan legowo 4:.1 dengan legowo 50 centimeter. Lahan yang ditanami padi tersebut menggunakan sisa mulsa yang digunakan dalam budi daya cabai pada musim sebelumnya.

Menurut Ngadirin, keuntungan dari teknik budidaya padi dengan sistem mulsa adalah menghemat dalam penanaman. Jika biasanya penanaman dilakukan oleh delapan orang dapat dihemat menjadi empat orang.

Selain itu, sistem ini juga tanpa olah tanah sehingga juga menghemat biaya. Tidak tergantung pada traktor, hemat dalam penyiangan dan waktu pemupukan dan perawatan, hemat pupuk karena tidak ada penguapan karena biasanya 60-70 persen menguap, hemat air karena tidak ada penguapan.

Benih yang dipakai dalam uji coba ini adalah Varietas Mapan 05. Padi mulai ditanam pada 14 Januari 2020 dan dipanen pada 13 April 2020. Hasilnya sangat baik yaitu jika dikonversi menjadi 9,008 untuk yang jarak tanam 40 x 40 cm, sedangkan yang jarak tanam 20 x 20 cm menghasilkan 9,92 ton/hektareGKP.

"Saya akan terus berinovasi denganmenanam kembali dengan mulsa dengan variasi yaitu disinggangkan(salibu) dan tanam sistem mulsa seperti MT I kemarin," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha mengapresiasi panen padi dengan sisten mulsa ini. Ia mengatakan saat ini, Kementerian Pertanian sedang melakukan gerakan menjaga harga aman melalui Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling).

Kementerian Pertanian menggandeng penggilingan-penggilingan kecil untuk membantu menyerap gabah dari petani yang modalnya dari lembaga keuangan seperti KUR. "Itulah langkah inovatif dan strategis terutama untuk meyakinkan rakyat bahwa meskipun dalam kondisi yang terbatas akibat wabah covid-19, akan terus diupayakan solusinya," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement