Rabu 15 Apr 2020 16:43 WIB

Kemenkop Siapkan Dua Skema Bantu UMKM Terdampak Covid-19

99 persen pelaku usaha di Indonesia merupakan UMKM.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki.
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menyatakan, penyebaran wabah Covid-19 atau corona di Tanah Air, berdampak cukup dalam terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Seperti diketahui, sebanyak 99 persen pelaku usaha di Indonesia merupakan UMKM.

"Sebanyak 98 persen di antaranya merupakan pelaku usaha di level mikro yang karakter usahanya, dikerjakan sendiri atau melibatkan keluarga. Mereka paling terdampak, karena pendapatannya harian," ujar Teten dalam konferensi pers virtual pada Rabu, (15/4).

Baca Juga

Maka untuk memitigasi dampak corona terhadap ekonomi UMKM, Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan UKM menyiapkan dua skema. Pertama lewat mekanisme ekonomi dan kedua, melalui bantuan sosial (bansos).

Teten menjelaskan, mitigasi lewat mekanisme ekonomi dilakukan pada UMKM yang masih bertahan. Sementara bansos, ditujukan bagi pelaku mikro atau ultra mikro yang tidak bisa lagi berjualan.

Ia menyebutkan, ada enam program utama yang sudah dibahas dalam Rapat Terbatas (Ratas) dan disetujui presiden. "Di antaranya pertama, stimulus relaksasi kredit, cicilan dan bunganya selama enam bulan untuk penerima KUR (Kredit Usaha Rakyat) dan penerima kredit ultra mikro di bawah 10 juta yg disalurkan LPDB dan PNM, Bahana Ventura, dan Pegadaian, koperasi, dan lainnya kita cover semua," jelas Teten.

Kedua, lanjutnya, Kemenkop ingin memberikan suntikan pembiayaan baru atau kredit baru. Baik lewat Kredit Usaha Rakyat, BLU Pemerintah, Koperasi Simpan Pinjam, BMT, dan sebagainya.

"Yang lain saya kira sudah ambil keputusan penghapusan pajak enam bulan untuk UMKM. Kami siapkan pula program perluasan bansos bagi ultra mikro yang nggak bisa usaha, termasuk kartu Prakerja," ujarnya.

Ketiga, kata Teten, program integrasi bantuan sosial kartu sembako murah libatkan warung tradisional. "Program yang sebelumnya sudah disetujui, ini udah diinstruksikan presiden," ujar dia.

Kementerian, kata dia, juga memiliki program stimulus daya beli produk UMKM. Tujuannya agar ada permintaan atau demand.

"Kita ingin kasih stimulus ke UMKM yang masih bisa bertahan dan berjualan sesuai permintaan market. Misal kuliner, konveksi yang banting stir produksi APD (Alat Pelindung Diri)," tutur Teten.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement