REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengajukan penambahan anggaran sebesar Rp 3,2 triliun, untuk penanganan virus Covid-19 atau corona. Hal itu disampaikannya dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR yang digelar secara virtual.
"Dalam kesempatan ini saya laporkan kebutuhan anggaran yang belum terdukung sebesar Rp 3,2 triliun," ujar Hadi, Rabu (15/4).
Rinciannya, sebesar Rp 1,4 triliun akan digunakan untuk pengerahan 95 ribu personel TNI dalam membantu penanganan Covid-19 selama 150 hari. Hadi menjelaskan, selama 90 hari personel TNI akan dilibatkan dalam operasi kontijensi.
Sedangkan 60 hari sisanya, dalam tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. "Dan kedua, sebesar Rp 1,8 triliun akan digunakan untuk kebutuhan alat kesehatan di 109 Rumah Sakit TNI untuk kesiapan penanganan Covid-19," ujar Hadi.
Saat ini, TNI sudah melakukan refocusing anggaran sebesar Rp 196,8 miliar untuk membantu penanganan virus Covid-19 atau corona. Jumlah tersebut berasal dari kebutuhan anggaran Mabes TNI, TNI AD, TNI AL, dan TNI AU.
Anggaran TNI AD akan difokuskan pada pengadaan alat tes polymerase chain reaction (PCR) dan reagen virus Covid-19 atau corona. Serta, alat-alat lain untuk membantu penanganan medis.
Untuk recofusing anggaran TNI AL akan dialokasikan untuk peningkatan dan pengadana fasilitas. Serta, sarana dan prasarana kesehatan berupa peningkatan fasilitas Rumah Sakit Pasir Angin.
Sedangkan, anggaran TNI AU dialokasikan untuk pembelian insentif tenaga kesehatan di RSPAU Dr Harjo Lukito di Yogyakarta, RSAU di Bandung, dan RSAU Dr Isnawan di Halim.
"Refocusing sebesar Rp 196,8 miliar yang terdiri dari kebutuhan anggaran Mabes TNI Rp 25,7 miliar, TNI AD sebesar Rp 39,9 miliar, TNI AL Rp 64,5 miliar, dan TNI AU Rp 69,5 miliar," ujar Hadi.