Jumat 03 Apr 2020 12:18 WIB

Masih Ada 433 Desa Belum Berlistrik, Terbanyak di Papua

Jokowi meminta Kementerian ESDM untuk mengidentifikasi desa-desa tersebut

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Friska Yolandha
Petugas PLN sedang memasang meteran listrik prabayar di rumah seorang warga Desa Parauto, Distrik Yaro, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua, Selasa (19/12) sore.Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengidentifikasi masih ada 433 desa di Indonesia yang belum tersentuh akses listrik.
Foto: Republika/Rahmat Hadi Sucipto
Petugas PLN sedang memasang meteran listrik prabayar di rumah seorang warga Desa Parauto, Distrik Yaro, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua, Selasa (19/12) sore.Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengidentifikasi masih ada 433 desa di Indonesia yang belum tersentuh akses listrik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengidentifikasi masih ada 433 desa di Indonesia yang belum tersentuh akses listrik. Jumlah tersebut tersebar di empat provinsi, yakni Papua dengan 325 desa, Papua Barat 102 desa, Nusa Tenggara Timur dengan lima desa, dan Maluku satu desa.

"Terdapat 433 desa yang belum berlistrik. Meskipun jumlahnya sedikit, kalau dibandingkan dengan jumlah desa di seluruh tanah air 75 ribu (desa). Tapi apapun ini harus kita selesaikan," jelas Presiden dalam rapat terbatas, Jumat (3/4).

Baca Juga

Menindaklanjuti masih ada ratusan desa belum berlistrik ini, Jokowi meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta kementerian terkait lain untuk mengidentifikasi secara jelas kondisi desa-desa tersebut di lapangan. Termasuk dengan mendata desa berlistrik mana yang lokasinya relatif dekat dengan desa tak berlistrik dan memetakan jarak antarpenduduk.

"Sehingga kita dapat menentukan strategi pendekatan teknologi yang tepat, apakah dengan ekstensi jaringan listrik ataukah dengan pembangunan mini grid, seperti microhydro, PLTG (pembangkit listrik tenaga gas), ataupun distribusi tabung listrik yang dilengkapi dengan stasiun pengisian energi listrik," jelas Jokowi.

Presiden juga meminta jajarannya untuk memastikan ketersediaan anggaran untuk melistrik 433 desa ini sekaligus memberi akses yang mudah bagi warga miskin untuk mengajukan pemasangan listrik. Selain itu, pemerintah merancang program pemberdayaan masyarakat desa agar ketersediaan listrik ini benar-benar dimanfaatkan untuk hal yang produktif.

"Terutama dalam pengembangan industri rumah tangga, industri rumahan. Dan dengan adanya listrik kita harapkan anak-anak bisa belajar di malam hari sehingga kualitas pendidikan kita naik," kata Jokowi.

Hingga kuartal I 2020, pemerintah mencatat rasio elektrifikasi nasional mencapai 99,48 persen. Angka ini meningkat signifikan dibanding tahun 2014 lalu yang masih bertengger di posisi 84 persen. Capaian rasio elektrifikasi saat ini juga telah melampauai target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, yakni sebesar 96 persen.

Namun dibanding negara lain di Asia, ketersambungan listrik Indonesia masih cukup tertinggal. Peringkat electricity access population Indonesia masih di angka 95, di bawah Malaysia yang berada di posisi 87 dan Vietnam di posisi 84. Sementara Singapura, Thailand, Cina, dan Korea Selatan berada di posisi lima besar.

Kemudian peringkat electricity supply quality Indonesia juga masih berada di posisi ke-54, tertinggal dari Filipina di posisi 53, Malaysia di angka 38, Thailand ke-31, Cina posisi 13, dan Singapura di peringkat kedua. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement