REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) meminta seluruh pihak untuk mengikuti arahan pemerintah pusat dan tidak melakukan langkah-langkah diluar kebijakan Presiden Joko Widodo. Salah satunya, terkait karantina wilayah atau lockdown karena dapat menghambat proses distribusi pangan.
"Tidak perlu kita melakukan lockdown-lockdown untuk memutus penyebaran virus corona. Langkah itu menurut saya akan menghambat distribusi pangan ke sejumlah daerah," kata Syahrul dalam Siaran Pers Kementan, diterima Republika.co.id, Kamis (3/4) malam.
Ia berpendapat, terhambatnya distribusi pangan akan berujung pada kelangkaan kebutuhan pokok di tengah masyarakat. Menurut dia, di tengah situasi seperti ini, distribusi pangan menjadi kepentingan bersama. Sebab, jika kelangkaan pangan terjadi akan menimbulkan kepanikan masyarakat.
Oleh sebab itu, Syahrul menegaskan baik pemerintah maupun masyarakat harus bersatu dan saling menjaga agar situasi negara tetap kondusif di tengah wabah Covid-19.
"Kalau sudah menyangkut pangan, seharusnya tidak ada isolasi. Yang ada, adalah distribusi," kata dia.
Mantan Gubernur Sulawesi Selatan ini mengakui, virus corona telah secara langsung membuat perekonomian Indonesia menurun. "Tapi, harus diingat, satu-satunya lapangan kerja yang tersedia adalah pertanian. Jadi, janganlah kita melakukan lockdown atau isolasi," ujarnya.
Pihaknya pun menjamin pada saat ini pasokan pangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kendali pemerintah. Beras, misalnya, Syahrul mengkalim bahwa saat ini terjadi over stok sekitar 4 juta ton lebih. Sementara pada bulan April ini diperkirakan akan diperoleh beras sekitar 8 juta ton hasil dari puncak panen raya.