Rabu 18 Mar 2020 19:32 WIB

Mendag Antisipasi Ketersediaan Bahan Pokok di Tengah Corona

Pemerintah memastikan kebutuhan bahan pokok terjaga baik dari sisi stok maupun harga

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Gita Amanda
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menjawab pertanyaan wartawan, (ilustrasi).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menjawab pertanyaan wartawan, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah penyebaran virus corona di berbagai negara termasuk Indonesia, pemerintah memastikan kebutuhan bahan pokok terjaga baik dari sisi stok maupun harga.

"Dengan merebaknya virus corona yang melanda Indonesia, dan sudah masuk masa pandemi. Lalu situasi di Indonesia, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) telah memperpanjang status darurat corona hingga 29 Mei, maka pemerintah terus mengantisipasi ketersediaan dan harga kebutuhan pokok untuk masyarakat," ujar Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, di Jakarta, Rabu, (18/3).

Baca Juga

Ia mengatakan, secara umum stok bahan pokok cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga bulan puasa dan lebaran. Hanya saja beberapa komoditas seperti gula pasir, bawang putih, dan bawang bombay dipantau secara khusus, sebab stoknya terbatas.

Agus menyebutkan, berdasarkan pantauan Kemendag per 17 Maret 2020, harga bahan pokok relatif stabil. Khusus gula pasir ada kenaikan sebesar 20 persen yakni sekitar Rp 16 ribu sampai Rp 17 ribu per kilogram (kg).

"Harga ini 36 persen di atas HET (Harga Eceran Tertinggi)," ujarnya. Perlu diketahui HET gula pasir sebesar Rp 12.500 per kg.

Agus mengatakan, harga bawang putih saat ini sudah turun tapi masih tinggi bila dibandingkan bulan lalu, yakni sekitar Rp 42 ribu per kg. Sementara harga bawang bombay, kenaikannya sudah tidak normal sebab mencapai 100 persen.

Untuk komoditas beras medium, pada 17 Maret relatif stabil. Kenaikan harganya hanya 0,26 persen dibandingkan bulan lalu.

"Persediaan beras di Perum Bulog masih mencukupi. Kemendag juga sudah menugaskan Bulog untuk melaksanakan ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga beras medium yang akan dilaksanakan sepanjang 2020," tutur Agus.

Dirinya menjelaskan, penyaluran beras medium dapat dilakukan melalui distributor besar dan atau mitra Bulog serta ritel modern anggota Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo). Dengan begitu, harga di tingkat konsumen sesuai HET.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kemendag Suhanto menambahkan, komoditas gula pasir memang menjadi masalah krusial. Maka banyak langkah yang diambil khususnya terkait ketersediaan gula pasir di ritel modern.

"Tadi pagi sudah rapat dengan Dirjen Daglu (Perdagangan Luar Negeri) dan ritel modern dan seluruh produksi gula yang mendapat penugasan dari pemerintah dalam rangka memproduksi gula brown sugar yang akan menjadi Gula Kristal Putih (GKP)," ujar Suhanto pada kesempatan serupa.

Menurut laporan para produsen tersebut, akhir bukan ini GKP akan masuk sebagai gula konsumsi. "Dengan komitmen yang dijaga bersama antara Aprindo dan seluruh importir. Ujung-ujungnya harga nanti bisa sesuai HET Rp 12.500," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement