Senin 16 Mar 2020 14:12 WIB

BP Jamsostek Siapkan Rp 8 Triliun untuk Belanja Saham

Per Desember 2019, BP Jamsostek mencatatkan dana kelolaan mencapai Rp 431,6 triliun.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
BPJS Ketenagakerjaan yang kini dikenal dengan nama BPJamsostek(BPJAMSOSTEK)
Foto: BPJAMSOSTEK
BPJS Ketenagakerjaan yang kini dikenal dengan nama BPJamsostek(BPJAMSOSTEK)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BP Jamsostek mengumumkan akan segera menanamkan modalnya di pasar saham. Direktur Utama BP Jamsostek, Agus Susanto, mengatakan pihaknya telah menyiapkan dana senilai Rp 8 triliun belanja saham di bursa.

 "Saat ini kita punya anggaran sekitar Rp 8 triliun, tentunya akan dilihat antara transaksi beli dan jual, kita perlu rebalancing," kata Agus dalam acara Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (16/3).

Baca Juga

Pembelian saham ini dilakukan di tengah kondisi pasar yang sedang lesu.  Menurut Agus, kondisi pasar saat ini menjadi peluang yang baik untuk masuk ke bursa saham domestik. Investor bisa memanfaatkan momentum ini untuk membeli saham yang bagus dengan harga yang murah.

Meski telah menyatakan kesiapannya, Agus belum dapat memastikan saham-saham apa saja yang akan diborongnya tersebut. BP Jamsostek terlebih dulu akan melakukan evaluasi terhadap semua sektor yang ada.

Adapun sejumlah kriteria yang menjadi pertimbangan yaitu saham dengan fundamental kinerja yang bagus, berkapitalisasi besar serta memiliki ketahanan terhadap isu-isu global. "Selain itu, valuasinya murah dan dividen payout ratio-nya bagus," tutur Agus.

Terhitung per Desember 2019, BP Jamsostek mencatatkan dana kelolaan mencapai Rp 431,6 triliun. Dana kelolaan tersebut dialokasikan pada instrumen fixed income (Deposito dan Surat Utang) sebesar 71,4 persen, saham 19,09 persen, reksadana 9,34 persen, dan sisanya pada investasi langsung (properti dan penyertaan).

Untuk saat ini, Agus mengakui, pandemi Covid-19 masih akan menyebabkan pasar menjadi sangat volatil. Namun, dia optimistis kedepannya indeks saham akan kembali membaik. Dia meyakini dalam waktu 5 -10 tahun pasar saham bisa memberi keuntungan yang optimal.

Selain BP Jamsostek, berbagai perusahaan pengelola dana pensiun yang terhimpun dalam Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) serta Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) juga bakal segera mengguyur pasar saham. Ketua ADPI, Suheri, meyakini dana yang akan digelontorkan nantinya akan mendapatkan hasil yang menguntungkan bagi para pesertanya.

Per Desember 2019, menurut Suheri, total aset yang dikelola di industri dana pensiun mencapai Rp289 triliun. Dari jumlah tersebut, dana yang dialokasikan ke pasar saham biasanya mencapai 12 persen. Namun terkait dana yang akan dialokasikan pada tahun ini, Suheri mengaku belum dapat memastikannya.

"Setiap dapen punya arahan investasi untuk mencapai objective assets dan liabilities yang mereka punya. Untuk itu kita perlu cek lagi ke masing-masing dapen, karena jumlahnya banyak," kata Suheri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement