REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ini menguat. Penguatan rupiah ini seiring kebijakan Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang kembali memangkas suku bunga acuan.
Pada Senin (16/3) pukul 09.41 WIB, rupiah bergerak menguat 8 poin atau 0,05 persen menjadi Rp 14.770 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.778 per dolar AS. Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan meski rupiah terapresiasi namun masih rentan untuk melemah.
"Rupiah masih rawan koreksi, soalnya instrumen lain masih melemah terhadap dolar AS. Indeks saham Asia juga sebagian negatif," ujar Ariston di Jakarta, Senin (16/3).
Menurut Ariston, pemangkasan suku bunga oleh The Fed hingga mendekati nol persen dan stimulus moneter tambahan lainnya, belum memberikan dampak positif ke pasar keuangan terutama aset berisiko. "Karena mungkin perhatian pasar masih tertuju kepada pandemi global virus corona," kata Ariston.
Mengawali pekan, The Fed menurunkan suku bunga acuan 100 basis poin menjadi 0,25 persen dan melancarkan quantitative easing sebesar 700 miliar dolar AS yang diharapkan dapat membantu pelemahan ekonomi yang terjadi saat ini.
Ariston memprediksi rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.450 per dolar AS hingga Rp14.560 per dolar AS.