REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT AKR Corporindo Tbk mengambil momentum pembelian saham kembali atau buyback. Perusahaan telah mengalokasikan jumlah maksimum Rp500 miliar untuk Pembelian Kembali Saham.
Alokasi ini sudah termasuk komisi broker-dealer dan biaya lainnya sehubungan dengan transaksi Pembelian Kembali Saham.
Presiden Direktur AKR, Haryanto Adikoesoemo menjelaskan jumlah tersebut akan digunakan untuk membeli kembali saham sebanyak-banyaknya 172.631.882 saham atau hingga 4,3 persen dari total modal ditempatkan dan disetor Perusahaan. Transaksi akan dilakukan dengan hati-hati oleh Direksi, dengan persetujuan Dewan Komisaris.
Perusahaan percaya bahwa pembelian kembali saham akan mengembalikan kepercayaan investor kepada Perusahaan dan harga saham Perusahaan dapat mencerminkan nilai yang didasarkan pada kelipatan pasar.
Harga saham Perusahaan saat ini jauh di bawah harga yang diyakini Perusahaan sebagai harga pasar yang wajar dan sangat jauh dari harga wajar secara fundamental. Perusahaan juga menganggap bahwa pembelian kembali saham akan memberikan nilai bagi pemegang saham Perusahaan.
“Fundamental Perusahaan tetap solid, dengan permintaan untuk BBM & Bahan Kimia Dasar yang menunjukkan peningkatan selama Triwulan I 2020, dan kami berharap profitabilitas serta margin dapat dipertahankan. Perusahaan secara ketat menjaga Net Open Position dan melakukan lindung nilai eksposurnya terhadap nilai tukar Dollar, dan secara efektif meneruskan harga ke pelanggan ” ujar Haryanto, Jumat (12/3).
Pembelian kembali saham akan didanai dari kas internal dan tidak akan berdampak buruk pada operasi bisnis atau Laba Bersih. Berdasarkan perhitungan proforma dari hasil keuangan yang tidak diaudit untuk 9 bulan yang berakhir pada 30 September 2019, EPS tahunan akan meningkat sebesar 4,5 persen dan ROE akan meningkat sebesar 40bps menjadi 7,3 persen (tidak disetahunkan).
Untuk tahun 2020, perusahaan menargetkan pertumbuhan laba bersih di tingkat 12-15 persen. Pertumbuhan laba bersih ini didukung oleh pertumbuhan yang stabil dalam Bisnis Perdagangan dan distribusi, Logistik dan kontribusi yang lebih besar dari Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE). Perusahaan memantau dengan cermat dampak potensial Covid-19 dan berharap kegiatan ekonomi akan pulih kembali pada paruh kedua tahun 2020.