REPUBLIKA.CO.ID, FRANKFURT -- Saham-saham Jerman menderita kerugian besar pada perdagangan Senin (9/3). Indeks acuan DAX 30 di Bursa Efek Frankfurt merosot 7,94 persen atau 916,85 poin, menjadi ditutup di 10.625,02.
Semua 30 saham perusahaan-perusahaan besar pilihan yang tergabung dalam komponen indeks DAX 30 berakhir di wilayah negatif dengan kerugian berkisar antara tiga persen hingga 14 persen. Deutsche Bank, perusahaan perbankan dan jasa keuangan global Jerman mencatat kehilangan paling banyak (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan nilai sahamnya terpuruk 13,61 persen.
Kejatuhan saham Deutsche Bank disusul oleh saham perusahaan pabrikan otomotif Daimler yang anjlok 13,44 persen. Sementara itu, perusahaan produsen bahan kimia khusus untuk busa insulasi panas dan plastik polikarbonat transparan, Covestro, jatuh 11,52 persen.
Hal serupa terjadi pada saham Prancis. Indeks acuan CAC 40 di Bursa Efek Paris terjun 8,39 persen atau 431,20 poin, menjadi ditutup di 4.707,91.
Dari 40 saham perusahaan-perusahaan besar pilihan yang tergabung dalam komponen indeks CAC 40 tak satu pun yang mencatat keuntungan, seluruhnya berakhir di posisi merah. Perusahaan minyak dan gas global TechnipFMC menukik 23,30 persen, mengalami kerugian terbesar (top loser) di antara saham-saham unggulan.
Diikuti oleh saham perusahaan jasa keuangan dan bank investasi multinasional Prancis Societe Generale yang kehilangan 17,65 persen. Perusahaan manufaktur baja multinasional Arcelor Mittal SA anjlok 17,53 persen.
Nasib sama dialami bursa saham Inggris. Indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London tergelincir 7,69 persen atau 496,78 poin, menjadi ditutup di 5.965,77.
BP, perusahaan minyak dan gas multinasional Inggris, adalah pemain terburuk (top loser) di antara saham-saham unggulan dengan nilai sahamnya terjun 19,48 persen. Diikuti oleh saham Royal Dutch Shell Plc B, atau lebih dikenal sebagai Shell, sebuah perusahaan minyak dan gas multinasional Inggris-Belanda anjlok 18,23 persen, serta saham Royal Dutch Shell Plc A jatuh 17,60 persen.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) konsisten bergerak di zona merah pada perdagangan Senin (9/3). Pada penutupan perdagangan hari ini, indeks saham terperosok hingga 6,58 persen ke level 5.136,80. Sementara indeks LQ45 terkoreksi 8,26 persen.
Analis Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, penurunan IHSG hari ini lebih dipengaruhi minimnya katalis dari berbagai data makro ekonomi global. Di sisi lain, faktor penyebaran virus corona baru (Covid-19) juga berperan dalam menghambat kinerja pertumbuhan indeks.