REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI akan melakukan produksi satu juta masker dalam waktu dekat. Direktur Utama RNI Eko Taufik Wibowo mengatakan pengerjaan produksi masker ini akan segera dilakukan lantaran meningkatnya kebutuhan masker di dalam negeri.
"Target saya minimal bulan ini saya bisa produksi satu juta, kalau bahan baku masuk, produksinya cepat sepekan selesai, saya kejar terus, minimal ada komitmen," ujar Eko di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (6/3).
Eko menyampaikan produksi masker tinggal menunggu pasokan bahan baku dari distributor di luar Cina. Sebelumnya, RNI memastikan ketersediaan pangan dan alat kesehatan (alkes) seperti masker hingga cairan pembersih tangan masih aman dalam menghadapi penyebaran kasus Korona.
Eko mengatakan RNI bersama Bulog telah bertemu Menteri BUMN Erick Thohir untuk menyampaikan stok cadangan beras dan juga alat kesehatan pada Selasa (3/3)."Kemarin kita rapat sama bapak Menteri BUMN Erick Thohir pada Selasa (3/3), RNI mewakili BUMN pangan bersama Bulog, kita untuk cadangan beras dan segala macam pada dasarnya kita siap," ujar Eko saat dihubungi di Jakarta, Kamis (5/3).
Eko memaparkan, sisi persediaan untuk kondisi emergensi, stok masker dan cairan pembersih tangan RNI masih sangat cukup untuk membantu Kimia Farma. Eko menyebut stok masker dan alat kesehatan RNI hanya diberikan kepada Kimia Farma, bukan ke pasar bebas.
"Kita selalu persiapkan minimal 100 ribu masker, buat jaga-jaga untuk emergensi seperti kebutuhan rumah sakit. Untuk hand sanitizer, kita ready stock cukup banyak, untuk termometer biasa juga kita ada stoknya. Masih aman ketersediaannya," kata Eko.
Eko mengatakan setelah mendapatkan arahan dari Erick, RNI langsung berkoordinasi dengan BUMN lain seperti Bulog hingga Kimia Farma dalam memastikan ketersediaan pangan dan alat kesehatan.
"Gula ada, untuk cadangan emergensi kita siap, InsyaAllah buat sampai puasa dan lebaran cukup," ucap Eko.