REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Maskapai penerbangan asal Inggris termasuk British Airways (BA) dan kompetitornya Ryanair membatalkan ratusan penerbangan karena permintaan untuk perjalanan turun drastis di tengah kekhawatiran pada penyebaran Virus Corona. Berdasarkan pantauan Antara di London, Selasa (3/3) waktu setempat, diketahui bahwa British Airways membatalkan 216 penerbangan sejak 16 sampai 28 Maret 2020.
Rute penerbangan yang dibatalkan diantaranya dari London ke beberapa tujuan termasuk New York, Italia, Prancis, Austria, Belgia, Jerman, dan Irlandia. Namun tidak untuk penerbangan ke Berlin, Jerman, dari London City Airport di mana koresponden Antara terbang untuk meliput pameran pariwisata terbesar di dunia, ITB Berlin, yang pelaksanaannya dibatalkan penyelenggara.
Pesawat British Airways yang terbang pada Selasa pagi dari London City Airport ke Bandara Tegel Berlin hanya terisi 20 penumpang dari 100 kursi yang tersedia.
“Penumpang kami memang menurun dan banyak yang membatalkan seperti hari ini ke Tegel Berlin,” ujar petugas British Airways yang bertugas saat penumpang akan boarding.
Tak hanya British Airways, maskapai Ryanair juga memotong hingga 25 persen penerbangan yang masuk dan keluar dari Italia mulai 17 Maret hingga 8 April 2020.
Hal itu akibat pelanggannya berkurang drastis karena kemungkinan sebagian besar turis dan pebisnis mengurangi perjalanan keluar negeri lantaran kekhawatiran pada wabah Virus Corona.
“Mungkin ada ekspansi yang sangat signifikan dari jumlah kasus Virus Corona di Inggris,” kata Perdana Menteri Boris Johnson memperingatkan sebelumnya.
Bos Ryanair Michael O'Leary dalam keterangan yang dilaporkan BBC London mengatakan fokus mereka saat ini adalah meminimalkan risiko terhadap karyawan dan penumpang.
“Sementara kami banyak dipesan selama dua minggu ke depan, telah terjadi penurunan pemesanan menjelang akhir Maret, menjadi awal April. Masuk akal untuk memangkas jadwal kami secara selektif ke dan dari bandara-bandara di mana perjalanan paling terpengaruh wabah Covid-19."
Perusahaan menolak untuk mengatakan berapa banyak penerbangan atau penumpang akan terpengaruh. Namun, katanya, langkah itu tidak akan mempengaruhi hasil untuk tahun keuangan yang berakhir pada 31 Maret 2020.
British Airways juga menghubungi pelanggan pada penerbangan yang dibatalkan, menawarkan pemesanan ulang ke operator lain, pengembalian uang, atau penerbangan lain untuk tanggal perjalanan selanjutnya.
Seperti saat Antara ingin terbang ke Berlin pesanan pesawat British Airways penuh yang berdampak pada harga tiket melambung, namun kenyataan dalam pesawat terlihat kosong, dan penerbangan tetap dilaksanakan meskipun hanya ada sekitar 20 penumpang dari 100 kursi yang tersedia.