REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) mengimbau pelaku pasar tetap tenang dalam menanggapi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat anjlok beberapa hari terakhir. Pasalnya, penurunan indeks saham ini juga dialami bursa saham negara lainnya.
"Kita harapkan pelaku pasar tidak panik, dan tidak reaktif terhadap penurunan harga, kita harus selalu optimistis," kata Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi, Senin (2/3).
Inarno mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pemerintah untuk merumuskan inisiatif dan insentif yang akan diberikan dalam mengantisipasi dampak virus corona terhadap aktivitas di Pasar Modal Indonesia.
Salah satu insiatifnya yaitu menghentikan larangan aktivitas transaksi Short Selling. Adapun yang dimaksud dengan transaksi Short Selling yaitu aksi menjual saham tanpa memiliki saham terlebih dahulu. Dengan tidak adanya Short Selling, diharapkan kondisi pasar bisa lebih stabil.
Selain penghentian sementara Short Selling, menurut Inarno, BEI juga memiliki protokol lainnya untuk menjaga pergerakan IHSG tetap stabil mulai dari suspensi perdagangan hingga autorejection asimetris. Meski demikian, Inarno mengatakan, saat ini pihak Bursa merasa belum perlu mengambil sejumlah langkah tersebut.
Pada penutupan perdagangan, Senin (2/3), IHSG masih ditutup melemah 1,68 persen atau turun 91,45 poin ke posisi 5.254,62. Aksi jual bersih asing di semua pasar tercatat sebesar Rp 291,15 miliar.