Rabu 26 Feb 2020 20:54 WIB

Ada Stimulus, BTN Targetkan KPR Rumah Subsidi 100 Ribu Unit

Dirut BTN berharap stimulus dan tambahan rumah subsidi dorong pertumbuhan perseroan

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Pahala N. Mansury memberikan paparannya dalam Media Briefing & Lunch di Kantor Wilayah Bank BTN Cawang, Jakarta, Senin (17/2).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Pahala N. Mansury memberikan paparannya dalam Media Briefing & Lunch di Kantor Wilayah Bank BTN Cawang, Jakarta, Senin (17/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Keuangan telah mengeluarkan stimulus baru bagi pengembang perumahan subisidi. Salah satu insentif dengan mengaktifkan kembali skema pembiayaan Subsidi Selisih Bunga (SSB).

Stimulus baru tersebut disambut positif oleh salah satu perbankan pelat merah. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menyebut Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi masih menjadi primadona bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

"Program stimulus dan tambahan rumah bersubsidi tentu harapannya pertumbuhan bagi kita akan sedikit lebih baik," ujar Direktur Utama Bank BTN Pahala N Mansury saat konferensi pers di Plaza BP Jamsostek di Jakarta, Rabu (26/2).

Menurutnya kebijakan yang dinanti-nanti bagi MBR menjadi angin segar bagi pengembang dan perbankan. “Kami mengapresiasi kebijakan pemerintah khususnya Kemenkeu dan Kementerian PUPR yang tetap berkomitmen menyukseskan Program Satu juta Rumah salah satunya dengan mempertahankan dan menambahkan anggaran subsidi bagi MBR untuk KPR," ucapnya.

Pahala memprediksi perseroan akan menambah perumahan subsidi di atas 100 ribu unit. Artinya, perseroan tidak merevisi target penambahan perumahan subsidi pada tahun ini.

"Nominal fixed belum ada, masih menunggu dari keputusan penambahan kuota bersubsidi. Beberapa kali sudah dirapatkan kantor Kemenko, Kementerian Keuangan jadi kelihatan sudah mendekati final," ujarnya.

Seperti diketahui, Kementerian Keuangan memutuskan untuk memperluas sasaran subsidi bunga perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Diperkirakan, stimulus baru ini akan menelan anggaran senilai Rp 1,5 triliun.

Stimulus baru tersebut diberikan dua skema perumahan. Pertama sebesar Rp 800 miliar untuk subsidi selisih bunga dan sebesar Rp 700 miliar untuk bantuan uang muka perumahan.

Subsidi selisih bunga untuk pembayaran selama 10 tahun. Bunga yang dibayar oleh konsumen hanya sebesar lima persen.

Langkah ini diambil pemerintah untuk mendongkrak kembali perekonomian yang tengah lesu dan menjaga pertumbuhan ekonomi nasional. Sekaligus stimulus baru diharapkan dapat menggenjot permintaan KPR dengan target sebanyak 330 ribu untuk penyaluran KPR bagi MBR pada tahun ini.

Sementara Direktur Keuangan BTN Nixon Napitupulu menambahkan penambahan kuota pembiayaan rumah subsidi dapat mempercepat pelaksanaan program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) dan menambah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pemerintah.

"Kami yakin pasti akan ada kebijakan baru, tetapi untuk tambahannya kami belum tahu. Kalau dari kami usulannya minta tambahannya kalau bisa double dari yang sudah dialokasikan, kalau bisa sampai 300 ribu unit,” ungkapnya.

Hingga saat ini, Nixon menyebutkan ada 271 ribu unit rumah yang sudah terbangun dan siap dijual. Hanya saja, masih memerlukan tambahan kuota agar bisa terserap secara optimal oleh masyarakat.

"Diharapkan pemerintah bisa mengeluarkan total kuota pembiayaan rumah bersubsidi sebanyak rumah yang sudah terbangun agar bisa segera dijual," ucapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement