REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) menjamin proyek digitalisasi nozel bisa segera selesai pada Juni tahun ini. Meski SPBU yang ada di Indonesia saat ini tak sepenuhnya milik perusahaan, Pertamina memastikan semua nozel akan terkoneksi.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan untuk bisa menertibkan ini, Pertamina akan menghentikan pasokan BBM kepada SPBU diluar milik Pertamina yang tak mau pasang digitalisasi nozel. Ia berharap langkah ini bisa menjadi desakan kepada para pemilik SPBU untuk menyukseskan rencana digitalisasi nozel.
"Juni semua selesai, kita sudah mau sampaikan kita setop pasokannya, karena ini memang harus dijalankan," ujar Nikce, Selasa (25/2) malam.
Nicke menjelaskan, pihaknya menargetkan 5.518 SPBU telah menerapkan digitaliasi nozzle. Namun, hingga saat ini baru terlaksana sekitar 3.500. Nicke bilang, kendala teknis yang membuat target digitaliasi itu belum tercapai lantaran masing-masing mitra memiliki sistem IT masing-masing.
"Pertama kendala teknis, SPBU kita sebagian besar milik partner mereka membangun sistem IT berbeda-beda ini yang sekarang kita sinkronisasi," ujarnya.
Selain itu, ada juga masalah nonteknis di mana pemilik SPBU pada masa awal mempertanyakan keuntungan digitaliasi nozzle.
"Apa keuntungnya bagi kami? Kita sebetulnya menerapkan begini sekrang bisa lihat setiap saat masing-masing dispenser ada berapa stoknya, nantinya tidak perlu nozzle abis, Pertamina langsung mengirimkan stok," jelasnya.