Senin 24 Feb 2020 08:46 WIB

BTN Kantongi Potensi Penyaluran Kredit Rp 4,56 Triliun

Izin prinsip yang diperoleh lebih tinggi dari target awal BTN, yaitu Rp 3 triliun.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolanda
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menargetkan penyaluran kredit sebesar Rp 4,56 triliun dari ajang Indonesia Properti Expo (IPEX) 2020.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menargetkan penyaluran kredit sebesar Rp 4,56 triliun dari ajang Indonesia Properti Expo (IPEX) 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menargetkan penyaluran kredit sebesar Rp 4,56 triliun dari ajang Indonesia Properti Expo (IPEX) 2020. Pameran ini mampu menarik 200 ribu pengunjung dari seluruh Indonesia.

Direktur Utama BTN Pahala N Mansury mengatakan perseroan mengandalkan aneka promosi di antaranya suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang terjangkau hasil kolaborasi dengan mitra pengembang dan diskon biaya asuransi, provisi dan lainnya.

"Pameran ini membukukan nilai izin prinsip KPR maupun Kredit Pemilikan Apartemen/Kredit Pemilikan Rumah sebesar Rp 4,56 triliun dengan jumlah unit yang berhasil dipesan mencapai 7.668 unit," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Ahad (24/2). 

Menurutnya nilai izin prinsip KPR lebih tinggi dibandingkan target awal yang dibidik perseroan yaitu sebesar Rp 3 triliun. Stimulus yang diberikan pemerintah terhadap sektor properti mulai dirasakan karena penurunan suku bunga acuan, pelonggaran Loan To Value atau LTV yang membuat uang muka KPR makin terjangkau berhasil memacu penjualan rumah tahun ini.

Adapun izin prinsip KPR/KPA yang sudah disetujui tersebut mayoritas mengalir ke segmen KPR/KPA nonsubsidi mencapai Rp 3,51 triliun atau setara dengan 4.360 unit hunian. Adapun izin prinsip KPR/KPA Subsidi sebanyak Rp 421 miliar atau sebanyak 2.585 unit hunian. 

Sedangkan unit usaha syariah BTN berhasil meluluskan izin prinsip KPR/KPA syariah baik subsidi maupun non subsidi untuk 723 unit hunian, atau senilai kurang lebih Rp 635 miliar. 

"IPEX mencatatkan permintaan rumah tertinggi di sejumlah kawasan yang berdekatan dengan akses transportasi, seperti Jakarta, Bogor, Depok dan Serpong," ucapnya.

Menurutnya sejumlah proyek yang meraih minat terbanyak adalah proyek Transit Oriented Development (TOD)  milik Perumnas, Adhi Commuter Property dan Proyek HK Realtindo di Sawangan, Jawa Barat serta proyek apartemen milenial milik PT PP Properti. Sementara hunian yang paling diminati berkisar Rp 300-500 juta.

"Tren penurunan suku bunga acuan (BI 7 Days Reverse Repo Rate) dan makin maraknya perkembangan infrastruktur khususnya transportasi dan perluasan akses jalan penghubung seperti tol yang membangkitkan perumahan menjadi faktor utama masyarakat membeli rumah tahun ini," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement