REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memaparkan lima poin utama dalam road map atau peta jalan BUMN hingga 2024. Poin pertama, peran BUMN dalam nilai ekonomi dan sosial berupa pelayanan publik.
"Suka tidak suka BUMN itu memang tidak hanya berbisnis, tapi pelayanan publik harus ada," ujar Erick di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (21/2). Erick mendorong terciptanya keseimbangan antara kontribusi BUMN terhadap perekonomian negara dan juga pelayanan publik untuk masyarakat.
Erick melakukan pendekatan manajemen portofolio BUMN dengan empat kategori yakni surplus creators di mana BUMN yang fokus menghasilkan nilai ekonomi dan memberikan nilai tambah bagi bangsa, Welfare creators bagi BUMN yang fokus utama pada pelayanan publik, strategic value yang merupakan BUMN yang bertugas memberikan nilai ekonomi sekaligus memberikan pelayanan publik, dan dead weight bagi BUMN yang tidak memiliki nilai ekonomi dan pelayanan publik.
Poin kedua ialah inovasi bisnis model. Erick ingin mengembalikan fokus BUMN pada core bussiness atau bisnis utama masing-masing BUMN. Erick memiliki konsep berupa sub holding atau klaster. Konsep ini berbeda dengan konsep super holding.
"Kalau ditanya super holding, beda konsepnya, kalau itu kan satu punya semua. Ini subholding atau klaster, kita mau ada fokus bisnis supaya lebih terkontrol dan kompetitif karena value chainnya nyambung dan ciptakan expertise dan bisa bersaing," ucap Erick.
Poin ketiga berkaitan dengan pemanfaatan teknologi. Erick menilai pengembangan teknologi menjadi keharusan bagi BUMN di era disrupsi saat ini."Kadang bisnis model yang benar dan fokus pun terdistrupsi teknologi. Kalau tak bisa diantisipasi akab jadi kendala. Kami ingin BUMN mengerti teknologi yang berhubungan dengan usahanya," kata Erick.
Erick berencana membuat sebuah forum untuk diskusi inovasi teknologi. Ia menilai antar BUMN bisa saling bersinergi dalam menciptakan inovasi teknologi.
Poin keempat ialah peningkatan investasi. Erick menilai upaya meningkatkan investasi akan terwujud selama BUMN menjalankan proses bisnis yang benar."Makanya investasi harus lewat proses bisnis yang benar," ucap Erick.
Erick menilai dengan proses bisnis yang benar, investasi juga akan mampu memberikan nilai tambah berapa transfer pengetahuan, transfer teknologi, dan penyerapan tenaga kerja. Erick tak ingin investasi sekadar bermakna proses bisnis semata tanpa memberikan nilai tambah.
Poin kelima berkaitan dengan pengembangan talenta. Bagi Erick, poin ini sangat krusial lantaran akan menentukan ke arah mana BUMN berjalan. Erick menekankan pentingnya akhlak bagi para SDM di BUMN dalam upaya menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
"Makanya akhlak penting, tapi tidak bisa cuma slogan, pembangunan talenta harus digalakkan," ucap Erick.
Erick menyampaikan, Kementerian BUMN sedang menanti kehadiran deputi SDM yang akan fokus menangani pengembangan talenta. Erick meningkatkan seluruh BUMN untuk menjalankan lima pilar yang telah ditetapkan tersebut. Kata Erick, lima pilar ini menjadi indikator penilaian kinerja setiap direksi dan komisaris yang ada di BUMN.
"Penilaian KPI harus cerminkan lima poin ini. Mau Telkom, KAI, dan lain-lain, kelima ini mesti bagian implementasi mereka," kata Erick menambahkan.