Jumat 21 Feb 2020 14:30 WIB

Industri Manufaktur Nasional Berperan Strategis

Kementerian BUMN telah mendorong dibentuknya kluster manufaktur.

Rep: M.Nursyamsi/ Red: Hiru Muhammad
Ilustrasi. Pembuatan kereta Light Rail Transit (LRT) di PT Industri Kereta Api (Inka).
Foto: Antara/Siswowidodo
Ilustrasi. Pembuatan kereta Light Rail Transit (LRT) di PT Industri Kereta Api (Inka).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Barata Indonesia (Persero) Fajar Harry Sampurno memaparkan target dan strategi pengembangan bisnis Barata Indonesia ke depan.

Harry mengatakan Barata Indonesia memiliki target menjadi pemimpin pasar dalam memberikan solusi infrastruktur pangan, energi dan sumber daya air. Menurutnya, itu semua tidak akan berjalan dengan baik, tanpa adanya dukungan penuh dari pemerintah terhadap kemajuan Industri manufaktur nasional.

"Selama 20 tahun terakhir, dalam kondisi pertumbuhan ekonomi yang stagnan, peran sektor industri manufaktur terus menurun," ujar Harry saat Ngobrol Pagi bareng Barata Indonesia di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (21/2).

Menurut Harry, minimnya keberpihakan kepada industri manufaktur nasional, juga menjadi salah satu faktor. Harry menilai untuk memajukan sektor ini perlu kebijakan dan pengawasan yang ketat dalam meningkatkan TKDN di semua proyek-proyek strategis nasional.

Dalam rangka menjaga ekosistem keberlanjutan industri manufaktur sebagai penggerak ekonomi nasional, Kementerian BUMN telah mendorong dibentuknya kluster manufaktur untuk penyehatan dan konsolidasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang industri berat dan perkapalan.

Adapun perusahaan BUMN yang tergabung dalam kluster manufaktur tersebut ialah PT Barata Indonesia sebagai koordinator, PT Boma Bisma Indra (BBI), PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS), PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (DKB), PT Industri Kereta Api (INKA), dan PT Industri Kapal Indonesia (IKI).

Harry yang juga menjabat sebagai ketua klaster BUMN Industri Manufaktur menyampaikan terdapat beberapa cara dalam menjaga ekosistem yang saling bersinergi untuk industri manufaktur ialah perlunya pemerintah mengawasi pemanfaatan industri manufaktur dalam negeri dalam setiap pembangunan investasi serta mendorong tumbuhnya ekspor melalui insentif fiskal dan moneter.

"Barata memprediksi klaster manufaktur dapat berperan dalam menyatukan sumber daya supaya tidak terjadi duplikasi melalui inovasi, efisiensi, dan produktivitas sehingga peran industri dalam negeri dapat berjalan optimal dan berdaya saing," kata Harry menambahkan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement