Kamis 20 Feb 2020 13:03 WIB

Kemenkop: Fesyen Muslim Siap Go Global

Pemerintah menargetkan Indonesia bisa menjadi pusat mode Muslim dunia.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Sejumlah model menggunakan busana karya designer Olivia Soesanto saat pembukaan acara Muslim Fashion Festival 2020 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (20/2).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Sejumlah model menggunakan busana karya designer Olivia Soesanto saat pembukaan acara Muslim Fashion Festival 2020 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (20/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop dan UKM) menilai fashion muslim Indonesia sudah siap dibawa ke kancah global. Menteri Kemenkop, Teten Masduki menyampaikan Kemenkop mengusulkan agar ajang fashion Muslim seperti Muslim Fashion Festival (Muffest) bisa masuk calender event internasional.

Pemerintah sedang mempelajari event apa saja yang diselenggarakan di dalam negeri yang bisa jadi event dunia. Sejumlah kementerian membahasnya untuk masuk dalam calender of event yang akan dipromosikan ke luar negeri.

Baca Juga

"Dari Kemenkop usulkan Muffest sebagai salah satu yang bisa kita masukan ke calender event dunia, sekaligus dengan Halal Industri Summit," katanya usai membuka Muffest, di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (20/2).

Langkah tersebut dinilai penting untuk mencapai target Indonesia sebagai pusat mode Muslim dunia. Fashion juga telah dicanangkan sebagai salah satu lokomotif utama dalam pengembangan ekonomi atau industri halal Indonesia.

Teten meyakini bahwa fashion Indonesia sudah siap go global. Namun tetap ada beberapa pekerjaan rumah yang harus dikerjakan. Seperti memenuhi ekosistem fashion, khususnya dari sektor bahan baku.

"Kita sudah siap, tinggal kita bawa keluar atau datangkan buyer internasional ke sini," katanya.

National Chairman Indonesia Fashion Chamber, Ali Charisma menambahkan industri fashion Muslim sangat butuh bantuan pemerintah untuk go global. Seperti dengan mendatangkan buyer internasional ke ajang domestik, juga membantu dalam kerja sama dengan negara-negara lain.

Ali mengatakan sebuah ajang fashion internasional perlu mengajak negara lain untuk kolaborasi. Baik sebagai pembeli maupun partisipan. Sehingga event akan bernilai lebih tinggi dan mendatangkan lebih banyak pihak internasional.

"Kita Indonesia tidak bisa maju sendiri, tapi juga perlu ajak negara lain jadi posisi kita bisa lebih kuat," kata Ali.

Pada 2018, konsumsi fashion Muslim dunia mencapai 270 miliar dolar AS atau Rp 3,830 triliun. Diperkirakan nilainya akan tumbuh hingga 361 miliar dolar AS pada 2023. Indonesia sendiri menempati posisi kedua dalam sektor ini dengan jumlah konsumsi 20 miliar dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement