REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Komite Stabilitas Sistem Keuangan Direktur Manajemen dan Hukum Risiko, Deni Ridwan menuturkan sistem keungan di Indonesia, saat ini masih dalam tahap terkelola dengan baik. Menurut dia, virus corona belum berdampak signifikan pada sistem keuangan di Indonesia.
"Kita lebih banyak konsumsi dari dalam negeri. Jadi, masih terjaga stabilitas keuangannya. Walaupun, tetap terus ada tindakan bersama-sama," ujar Deni di acara Seminar tentang Sistem Keuangan Indonesia dan Kerangka Kebijakan Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan di Bale Sawala, Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran (Unpad), Rabu (19/2).
Deni menilai, agar bisa terus stabil, maka harus dilihat sektor-sektor ekonomi mana yang terdampak besar. Misalnya, sektor pariwisata sehingga harus selalu dijaga stabilitasnya.
"Perlu menyiapkan intensif agar sustain tak heat terlalu dalam. Jadi harus menjaga momentum pertumbuhan," katanya.
Deni mengatakan, untuk menjaga ekonomi stabil, yang paling memungkinkan adalah pariwisata. Karena wisata ini, akan terdampak langsung dengan penebangan dari Cina yang di stop.
"Bali kan terlihat berpengaruh dengan di stopnya penerbangan ini. Kami coba memantau supaya industri pariwisata terus tumbuh," katanya.
Bahkan, kata dia, seharuanya ada insentif dan kebijakan agar sektor ini menarik dan bisa hidup. Namun, bentuk insentifnya seperti apa masih digodok. Yang diprioritaskan, terutama tempat yang menjadindestinasi wisata mancanegara seperti Bali, Bintan, dan Yogya.
"Pariwisata ini jadi prioritas. Kami siapkan beberapa opsi jadi kalau diperlukan sudah siap dan antisipatif," kata Deni.