Selasa 18 Feb 2020 07:42 WIB

Indef: Corona Berpotensi Hambat Proyek Investasi dari China

China menjadi salah satu kontributor terbesar penanaman modal asing ke Indonesia.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
Investasi (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf
Investasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho menuturkan, penyebaran virus corona tidak hanya berpotensi mengganggu neraca dagang Indonesia, juga terhadap investasi. Pengaruhnya lebih pada penggunaan tenaga kerja asing (TKA) dari China yang saat ini cukup banyak di proyek investasi Indonesia.

Andry mengatakan, banyak investasi yang berasal dari China memiliki TKA dari sana dengan kuantitas besar. Restriksi yang kuat untuk warga negara China ke Indonesia membuat proses pembangunan proyek berpotenai terhambat.

Baca Juga

"Dampaknya pun ke kita," tuturnya ketika dihubungi Republika.co.id, Senin (17/2).

Andry menjelaskan, salah satu yang paling menjadi perhatian adalah investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Morowali, Sulawesi Tengah. Di sana, TKA dari China terbilang banyak. Apabila pembatasan kunjungan warga China terus dilakukan, tidak menutup kemungkinan mengganggu progress proyek.

Dalam jangka waktu pendek, Andry mengakui, hambatan tersebut tidak bisa diantisipasi. Apalagi, jika investasi di awal sudah mensyaratkan akan menanamkan modalnya dengan catatan menggunakan tenaga kerja mereka.

Tapi, Andry menyebutkan, kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi Indonesia secara jangka panjang. Pemerintah perlu memiliki upaya untuk memitigasi risiko serupa ke depannya dengan menggunakan tenaga kerja dalam negeri. "Agar kegiatan industri bisa tetap berjalan dan tidak terganggu," katanya.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir menilai, penyebaran virus corona tidakan akan berdampak pada kegiatan investasi.

Meski China menjadi salah satu kontributor terbesar penanaman modal asing (PMA) ke Indonesia, Iskandar optimistis, ekonomi China yang kini tengah melambat tetap mampu mengalirkan modalnya ke Indonesia. "Proyek investasi yang bersifat pembangunan pun saya rasa tidak akan terganggu," ujarnya ketika ditemui di kantornya, Kamis (13/2).

Iskandar mengatakan, di tengah penyebaran virus corona, pemerintah justru mencatat pertumbuhan minat investasi dari China ke Indonesia. Data ini terlihat dari Online Single Submission (OSS) pada akhir Januari, ketika World Health Organization (WHO) sudah menyatakan virus corona sebagai isu internasional yang perlu dijadikan perhatian dunia.

Bahkan, Iskandar menambahkan, penyebaran virus corona dari China dapat dimanfaatkan Indonesia dari sisi investasi. Indonesia dengan potensi pasar yang besar dapat menarik negara-negara lain yang membatalkan rencana investasi di China karena corona.

Iskandar menyebutkan, calon investor dari negara-negara Eropa Timur kini sudah mulai melakukan penjajakan awal. "Padahal mereka kan dekat ke China. Ketika saya tanya alasan kenapa mereka mau ke Indonesia, katanya karena ada corona dan mereka melihat pasar kita yang besar," tuturnya.

Di sisi lain, Iskanadar menambahkan, upaya pemerintah untuk mempermudah perizinan memulai usaha dan investasi melalui Omnibus Law Cipta Kerja turut menjadi daya tarik tambahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement