REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menargetkan pertumbuhan transaksi kartu kredit meningkat 11 persen-12 persen pada tahun ini. Tahun lalu, perseroan berhasil membukukan transaksi kartu kredit sebesar Rp 79 triliun.
Senior Vice President Transaction Banking Businesses Development BCA I Ketut Alam Wangsawijaya mengatakan sektor yang akan menjadi penopang pertumbuhan yaitu fashion, bahan makanan dan perjalanan. "Sektornya masih sama dengan tahun lalu," kata Ketut di Jakarta, Kamis (23/2).
Selain ketiga sektor tersebut, menurut Ketut, transaksi kartu kredit dari e-commerce juga terus meningkat. Ketut melihat, pesatnya pertumbuhan melalui e-commerce ini seiring dengan tingginya penetrasi ponsel pintar.
Hal ini ditambah pula dengan beragamnya promo-promo yang ditawarkan pelaku e-commerce. "Kemampuan mereka melakukan engagement dengan nasabah juga cukup intensif. Hal ini kita ikuti terus perkembangannya," tutur Ketut.
Ketut menjelaskan, besaran porsi transaksi kartu kredit di sektor e-commerce ini kurang lebih mencapau 16-17 persen dari total keseluruhan transaksi tahun lalu. Tahun ini, porsi tersebut diproyeksikan akan bertambah menjadi 20 persen.
Di sisi lain, Ketut mengatakan, isu penyebaran virus corona tidak akan terlalu berdampak pada transaksi kartu kredit di sektor perjalanan. Meskipun ada larangan bepergian disejumlah negara Asia, wisatasan akan mengalihkan perjalanannya ke lokal saja atau ke benua lain seperti Amerika atau Eropa.
BCA sendiri melalui gelaran Expoversary dalam rangka perayaan Hari Ulang Tahunnya ke-63, memberikan promo dan paket perjalanan menarik bagi para nasabah dan pengunjung. Momentum tersebut diharapkan dapat mendongkrak transaksi kartu kredit di sektor perjalanan.