Rabu 12 Feb 2020 15:45 WIB

BUMN Dorong SDM Unggul Lewat Penguatan Program Magang

Lima puluh persen pekerjaan yang ada hari ini akan terotomatisasi.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui Forum Human Capital Indonesia (FHCI) memberikan penguatan Program Magang Mahasiswa Bersertifikat (PMMB) yang diselenggarakan di Jakarta, Rabu (12/2). Program penguatan PMMB BUMN tersebut diselenggarakan melalui kegiatan talkshow yang dihadiri oleh direksi dari 143 BUMN dan mahasiswa serta rektor dari 300 PTN/PTS dari seluruh Tanah Air.

Baca Juga

Kegiatan yang juga sebagai launching PMMB untuk tahun 2020 ini dibukaMenteri BUMN  Erick Thohir dan dihadiri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, berdasarkan data McKinsey yang menyebutkan bahwa 375 juta pekerja di dunia harus dilakukan reskilling dan retraining karena 50 persen pekerjaan yang ada hari ini akan terotomatisasi.

"Inilah salah satu alasan mengapa BUMN sebagai pelaku industri harus peka terhadap tantangan disrupsi ini dan menyusun program-program pengembangan SDM yang dapat menjawab tantangan tersebut dengan bekerja sama dengan Kemendikbud, Kementerian Tenaga Kerja, insititusi pendidikan, dan sektor swasta," ujar Erick. 

Selama menjabat sebagai Menteri BUMN, Erick ingin menyiapkan pondasi yang kuat,  salah satunya adalah dengan membangun sumber daya manusia, khususnya anak muda.

"Apa yang kami siapkan, bukan hanya untuk masa jabatan selama menjadi menteri saja, tetapi untuk bisa dilanjutkan lagi. Untuk masa depan," ucap Erick. 

Program magang ini mendapat sambutan yang positif dari berbagai pihak, baik dari Perguruan Tinggi Negeri/ Perguruan Tinggi Swasta (PTN/PTS) dan juga mahasiswa. 

Ketua Umum FHCI Herdy Harman mengatakan PMMB dapat menjadi alternatif ajang pencarian putra-putri terbaik Indonesia untuk bergabung dan berkembang bersama BUMN. Sedangkan bagi PTN/PTS dan mahasiswa, program magang ini dapat membantu mengembangkan kurikulum dan kompetensi mahasiswa agar mampu bersaing di pasar global.Herdy menjelaskan PMMB dimulai sejak 2018 dan telah melibatkan lebih dari 16.500 mahasiswa.

"Saat ini, PMMB sudah ada empat angkatan. Satu angkatan pada 2018, dua angkatan di pada 2019 dan 2020 rencananya akan dua angkatan juga," ujar Herdy. 

Herdy menyampaikan PMMB Batch I 2020 diikuti 4.608 mahasiswa dari 300 kampus di tanah air dan melibatkan 124 BUMN. Para mahasiswa yang mengikuti program ini merasakan pengalaman nyata magang di BUMN secara penuh selama minimal 6 bulan dan diakui sebanyak 18 – 23 SKS oleh PTN/PTS nya. Selain itu para mahasiswa ini juga mendapatkan uang saku bulanan dan sertifikat, baik sertifikat kompetensi maupun sertifikat industri.

Kata Herdy, landasan utama dari PMMB adalah Nota Kesepahaman antara Kemenperin, Kemendikbud, Kemenristekdikti, Kemnaker, dan Kementerian BUMN pada 29 November 2016 tentang Pengembangan Pendidikan Kejuruan dan Vokasi Berbasis Kompetensi yang "Link and Match" dengan Industri.

"PMMB ini sejalan dengan program utama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Maruf Amin untuk melanjutkan program pembangunan dengan tagline SDM Unggul, Indonesia Maju, dan juga kebijakan Kampus Merdeka yang diusung Menteri Pendidikan Nadiem Makarim yakni kebijakan magang tiga semester di luar program studi," ucap Herdy. 

Herdy berharap komitmen BUMN terhadap program ini juga dapat meningkat untuk mendukung dan melaksanakan PMMB lebih baik lagi sehingga akan tumbuh baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Selain itu, kata Herdy, dengan penguatan ini juga diharapkan dapat mendorong kebijakan Link and Match antara Perguruan Tinggi dengan dunia industri dapat terus berjalan sehingga pemberian sertifikat kompetensi semakin berkembang, terutama untuk program studi vokasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement