REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai, penyebaran virus corona di China tidak selalu berdampak negatif. Sebab dalam setiap ancaman, pasti ada keuntungan yang bisa didapat.

"Supaya kita harus gali bersama. Di Indonesia kita sudah beberapa titik kelemahan kita sudah tahu yaitu dari supply chain, yaitu semua rangkaian untuk mendorong industri manufaktur kita," ujar Wakil Ketua Kadin Komite China Haris Chandra kepada wartawan di Jakarta, Selasa, (11/2).

Memasuk industri 4.0, ia yakin dengan teknologi bisa segera memperbaiki supply chain. "Memperbaiki bukan sehari-dua hari punya urusan, karena kita tidak tahu berapa lama tapi kita harus punya tekad, kita ingin ke sana karena kita sudah identify bahwa kita punya kurang. Itu yang paling sulit," jelasnya.

Setelah mengidentifikasi, lanjutnya, Indonesia bisa memikirkan solusinya. "Bagaimana identifikasinya juga tidak terlalu sulit tapi harus tepat," kata dia.

Baginya penggunaan teknologi akan memudahkan sektor manufaktur. Maka dia berharap, penyerangan virus corona ke China bisa berdampak positif bagi manufaktur Indonesia.

Menurutnya, penyebaran virus corona tidak bisa diprediksi sampai kapan. Maka separah apa dampaknya terhadap perekonomian juga belum bisa diketahui.

"Jadi kita cuma bisa bagaimana memperkuat daya tahan kita, itu sudah saatnya pemerintah memberikan satu action. Umpamanya, sebelum terjadi saya sudah ada paket-paket yang kira-kira menangkal, terutama saya paling concern dan paling khawatir yaitu sustainable labour atau orang kerja," ujarnya.

Jangan sampai, ujar dia, terjadi pukulan ekonomi sehingga dilakukan pemangkasan tenaga kerja besar-besaran. "Di China itu dijaga, sampai saat ini, sehingga mereka memberikan kemudahan," ujar Haris.

Dirinya optimis, China mampu memerangi corona. Pasalnya, rakyat serta industri di sana berkomitmen melawan virus itu.

Ikuti Whatsapp Channel Republika