Selasa 11 Feb 2020 16:07 WIB

Pakar IPB: AWR Bantu Penyuluf Tingkatkan Produksi Pertanian

Agricultural War Room (AWR) merupakan jawaban agar penyuluh pertanian efektif.

Pakar penyuluhan pertanian dari Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB, Prof Sumardjo mengatakan keberadaan Agricultural War Room (AWR) merupakan jawaban agar penyuluh pertanian efektif.
Foto: Kementan
Pakar penyuluhan pertanian dari Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB, Prof Sumardjo mengatakan keberadaan Agricultural War Room (AWR) merupakan jawaban agar penyuluh pertanian efektif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar penyuluhan pertanian dari Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB, Prof Sumardjo mengatakan keberadaan Agricultural War Room (AWR) merupakan jawaban agar penyuluh pertanian efektif dalam memberdayakan petani meningkatkan hasil produksi pertanian di masing masing kecamatan di Indonesia.

AWR yang dikontrol langsung oleh Kementerian Pertanian (Kementan) di Jakarta, terhubung langsung dengan Kostratani yang ada di tiap kecamatan, juga kostrada di kabupaten kota dan Kostrawil di Provinsi. Kantor Kostratani atau Komando Strategis Pembangunan Pertanian dikelola secara modern dengan memanfaatkan fasilitas  teknologi informasi untuk memetakan potensi, permasalahan dan mendata pertanian sampai  level lapangan di kecamatan.

Baca Juga

Guru Besar Penyuluhan IPB itu mangatakan akurasi dan akuntabilitas data aktual pertanian, baik pangan maupun nonpangan perlu untuk menjadi dasar pengambilan keputusan yang tepat dan efektif.

“Selain itu potensi dan permasalahan pembangunan pertanian perlu dipantau dan digerakkan melalui informasi yang akurat, secara lebih efisien. Hal ini jawabannya adalah melalui  AWR,” tambahnya kepada Sinar Tani saat diminta pendapatnya tentang pentingnya AWR untuk meningkatkan produksi pertanian.

 

Pada sisi lain, sambung Prof Sumardjo, jumlah dan kualitas penyuluh pertanian juga perlu ditambah dan ditingkatkan. “Sumber Daya Manusia (SDM) Penyuluh Pertanian perlu ditingkatkan terutama kualitas dan kapasitasnya dalam memberdayakan petani dan kelembagaan petani,” paparnya.

Keterbatasan anggaran yang dimiliki pemerintah sehingga membatasi kemampuannya dalam rekrutmen penyuluh pertanian Aparat Sipil Negara (ASN), menurutnya bisa ditutup dengan menghadirkan  penyuluh swadaya dan penyuluh swasta. “Kehadiran Penyuluh swadaya dan penyuluh swasta bisa untuk mengatasi keterbatasan jumlah penyuluh,” tambahnya.

 

Menurutnya anggaran penyuluhan yang memadai dan efektif sangat dibutuhkan, namun dengan menghindari penyimpangan dalam realisasi di tingkat daerah.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement